MUI: Lewat Idul Fitri, Lupakan Perbedaan Pilpres

MUI: Tewas Kecelakaan saat Mudik, Itu Mati Syahid

Ogah Bayar THR, 3 Perusahaan di Jombang Kena Semprit

Libur Kuliah, Mahasiswa Asal Perak Edarkan Pil Koplo

30 Butir Pil Koplo Bikin Pelajar Ini Berlebaran di Penjara


Bayi Merah Dibuang di Teras Rumah


Pilpres, Partisipasi Pemilih di Jombang Capai 72,91 Persen

Reporter : Yusuf Wibisono
 
Jombang (beritajatim.com) - Tingkat partisipasi pemilih dalam pilpres (pemilihan presiden) 9 Juli 2014 di Kabupaten Jombang mengalami peningkatan jika dibanding pilpres 2009. Untuk pilpres kali ini partisipasi pemilih mencapai 72,91 persen, sedangkan tahun 2009 hanya 70 persen.

"Berdasarkan hitungan, partisipasi pilpres di Jombang mencapai 72,92 persen. Artinya, ada peningkatan sebesar 2 persen lebih jika dibanding pilpres 2009. Karena saat itu partisipasi pemilih hanya 70 persen," kata M Fatoni, Divisi Sosialisasi KPU Jombang, Sabtu (19/7/2014).

Fatoni menjelaskan, peningkatan partisipasi itu tidak lepas dari gencarnya sosialisasi yang dilakukan KPU. Betapa tidak, KPU Jombang melakukan sosialisasi mulai dari masyarakat perkotaan hingga warga yang ada di pelosok. Selain itu, juga membuat TPS (Tempat Pemungutan Suara) khusus di LP (Lembaga Pemasyarakatan). Tidak ketinggalan pula, sejumlah pondok pesantren disasar untuk sosialisasi.

Walhasil, kerja keras itu berbuah manis. Tingkat partisipasi pemilih di kabupaten seribu pesantren ini mengalami peningkatan signifikan. Dari 2.383 TPS yang tersebar di 306 desa/kelurahan, semuanya dibanjiri pemilih saat pencoblosan. Rianciannya, dari 991.770 DPT (Daftar Pemilih Tetap), sebanyak 723.179 pemilih hadir di bilik suara untuk menentukan pilihan.

Sementara itu, berdasar rekapitulasi KPU Jombang, pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendapatkan 303.115 suara atau setara 42,44 persen. Sedangkan nomor 2, Joko Widodo - Jusuf Kalla, lebih unggul dengan memperoleh 411.112 suara atau 57,56 persen. Pasangan yang diusung poros PDIP ini menyapu bersih kemenangan di 20 kecamatan, sedang Prabowo-Hatta hanya menang di satu kecamatan, yakni Plandaan.

"Suara sah sebesar 714.227, sedang tidak tidak sah sebanyak 8.952 suara. Sehingga jumlah pemilih yang hadir atau jumlah suara sah dan tidak sah mencapai 723.179. Nah, jika dilihat dari jumlah DPT sebanyak 991.770 orang, maka partisipasi pemilih mencapai 72,92 persen," ujar Fatoni menegaskan. [suf/kun]

Polisi Tangkap Dua Maling Cilik Asal Megaluh

Pemuda Jombang Tenggelam di Sungai Porong

Curi Kotak Amal, Loper Koran Ditangkap


Jokowi Raup 411.112 Suara di Jombang


Transfer Uang Lewat ATM, Pria Ini Kemalingan

Polisi Gagalkan Penyelundupan 42 Gelondong Kayu Gelap

Guru Dipecat, Puluhan Murid Demo Yayasan

Aliansi Merah Putih Jombang Bakar Bendera Israel

Mobil Disambar KA, Sopir Meregang Nyawa


Ditipu Teman Facebook, Laptop Mahasiswi Raib

Mobil Diparkir, 400 Bungkus Rokok Disambar Maling

Pagar Nusa Kecam Aksi Barbar Israel ke Gaza

Mayat Perempuan Renta Membusuk di Kebun Tebu

Ribuan Santri di Jombang Pilih Golput

Pendekar NU Serukan Jangan Golput di Pilpres

Hendak Antar Double L, Majid Mojoagung Ditangkap


Ansor Jombang Minta Masyarakat Tidak Golput

Reporter : Yusuf Wibisono
 
Jombang (beritajatim.com) - Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Jombang, H. Zulfikar Damam Ikhwanto, menghimbau kepada kader dan masyarakat agar menjaga kondusifitas mendekati pelaksanaan pemilihan Presiden (pilpres) 9 Juli  2014. Apalagi hajatan pesta demokrasi tersebut bertepatan dengan bulan suci Ramadan.

"Manfaatkan momentum pilpres 2014 yang bertepatan dengan bulan Ramadan ini sebagai ajang untuk meningkatkan ukhuwah baik sesama muslim, kepada sesama manusia sebagai warga masyarakat sebangsa dan setanah air," ujarnya, Senin (7/7/2014).

Zulfikar mengungkapkan, meski bersamaan dengan pilpres, bulan Ramadan bukan ajang saling memfitnah, mencaci maki, serta merendahkan satu dengan yang lain. Namun sebaliknya, menurut Zulfikar, Ramadan harus dihiasi dengan toleransi, rasa saling menghargai dan menghormati atas perbedaan.

"Waspadai adanya jebakan fanatisme berlebihan dalam pilihan politik. Tetap gunakan hak pilih sebaik-baiknya, jangan sia-siakan dengan menjadi golput," tegasnya.

Dia juga menegaskan bahwa GP Ansor dan Banser Jombang siap mengawal pelaksanaan pilpres 9 Juli berjalan dengan aman, tertib dan damai. "Insya Allah, untuk mengawal pelaksanaan pilpres, kami akan membuka Posko Pengaduan Pilpres 2014," pungkasnya. [suf/kun]

Revisi Perda Tata Kelola Pasar Jombang, Dewan Diduga Terima Uang 'Pelicin'

Sopir Bus Restu Akhirnya Tewas, Korban Luka Tembus 21 Orang


Bus Restu Tabrak Elf dan Warung Sopir Kritis, Belasan Penumpang Masuk UGD

Ini Akibatnya Kalau Bulan Ramadan Masih Nekat Judi di Jombang

Kakak Jubir KPK Johan Budi Jabat Kepala UPTD Jombang

Reporter : Yusuf Wibisono
Kakak Jubir KPK Johan Budi Jabat Kepala UPTD Jombang
 
Jombang (beritajatim.com) - Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko melakukan mutasi terhadap 210 pejabat di lingkungan pemkab setempat, Kamis (3/7/2014).

Dalam mutasi tersebut, kakak kandung Johan Budi Santoso, jubir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni Johan Budi Widyatmoko, menjabat sebagai Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Jogoroto.

Mutasi yang digelar Bupati Jombang ini merupakan kali kedua sejak dirinya dilantik September 2013 lalu. Untuk itu, Nyono memastikan bahwa mutasi tersebut tidak ada muatan lain semisal balas dendam. Namun murni evaluasi kinerja. "Mutasi ini tidak ada motif lain kecuali kinerja," kata Nyono di hadapan para pejabat.

Dia menambahkan, jika memang ada motif lain, menurut Nyono, maka mutasi sudah ia lakukan jauh hari. "Namun sekali lagi. Mutasi ini didasarkan pada evaluasi kinerja yang dilakukan Baperjakat," kata bupati menegaskan.

Dia berharap, pejabat yang baru dilantik segera menempati pos masing-masing. Selanjutnya, melakukan kerja riil, yakni pengabdian dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

Selain kakak kandung Johan Budi, pejabat yang digeser diantaranya, Kepala DPPKAD Ita Triwibawati dimutasi menjadi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat. Selanjutnya Kepala DPPKAD diisi oleh Eka Suprasetyo, yang sebelumnya menjabat Kepala Disperindagpas. "Mutasi ini bukan atas dasar suka dan tidak suka, tapi berdasarkan evaluasi kinerja," kata Nyono mengulang. [suf/ted]