Galang Tanda Tangan, Warga Tembelang Jombang Minta Sekdes Selingkuh Dipecat

Jum'at, 19 Oktober 2012 17:25:00 WIB
Reporter : Yusuf Wibisono

Jombang (beritajatim.com) – Warga Desa Kedunglosari Kecamatan Tembelang, Jombang meminta kepada bupati agar segera memecat sekretaris desa (sekdes) mereka, Tri Astinah, yang tertangkap basah saat selingkuh di sebuah hotel di Kertosono Nganjuk bulan lalu.

Selain karena melanggar disiplin sebagai PNS, menurut warga, hal itu juga mencemarkan nama desa. Desakan pemecatan itu juga dilampiri ratusan tanda tangan dari warga setempat. "Karena yang dilakukan Bu Sekdes sudah melanggar disiplin PNS. Selain itu juga mencemarkan desa. Kita ingin punya pemimpin yang bisa jadi teladan, bukan yang bisa selingkuh dengan suami orang," kata Suwaskito, tokoh masyarakat Kedunglosari sembari menunjukkan tanda tangan ratusan warga, Jumat (19/10/2012).

Hal senada juga dilontarkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat. Siswanto, sekretaris BPD mengakui bahwa pihaknya telah menggelar rapat dengan keputusan serupa. Yakni, meminta agar Pemkab Jombang segera memecat Tri Astinah dari jabatannya.

Menurutnya, ada dua aturan yang dilanggar Sekdes. Pertama, melakukan perbuatan asusila berupa perselingkuhan yang melanggar Perda nomor 6 tahun 2006 pasal 38 huruf F. Kedua, melanggar PP nomor 45 tahun 1990 tentang izin perkawinan dan perceraian PNS. "Sebab sebagai PNS, dia tak boleh menjadi istri kedua. Tapi nyatanya, Bu Sekdes menjadi istri kedua Chudlori,’’ terang Siswanto.

Sekdes Kedunglosari Tri Astinah menjadi istri kedua Chudlori setelah menikah pada 2006. Chudlori sendiri menikahi istri pertamanya, Karti, pada 1978. Saat menikah dengan Chuldori, status Tri Astinah sudah janda. Mulai tiga tahun lalu, Tri Astinah diangkat sebagai Sekdes berstatus PNS karena memang memenuhi kualifikasi.

Warga sendiri mulanya mendiamkan status Tri Astinah itu. Namun begitu 14 September lalu dia digerebek di hotel Kertosono saat sedang selingkuh bersama Darsono Sekdes Rejosopinggir Tembelang, amarah warga pun langsung memuncak. Sehingga mereka menuntut Sri Astinah segera dipecat karena melakukan dua pelanggaran besar.

Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Inspektorat I Nyoman Swardana mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya baru memproses kasus perselingkuhan Sekdes Sri Astinah. Bahkan sejumlah saksi sudah didatangkan guna diminta keterangannya. Sayangnya, Nyoman enggan menyebut sanksi apa yang bakal dijatuhkan kepada Sekdes tersebut. "Karena kewenangan menjatuhkan sanksi ada pada bupati," kata Nyoman. [suf/kun]


Cari Lumut, Terpeleset, Pemancing Asal Megaluh Jombang Tewas

 
Minggu, 07 Oktober 2012 15:24:22 WIB
Reporter : Yusuf Wibisono

Jombang (beritajatim.com) - Ari Swasono (25) warga Desa Balonggemek Kecamatan Megaluh, tewas setelah tercebur ke Sungai Brantas, Minggu (7/10/2012). Sebelumnya, Ari hendak mencari lumut yang digunakan sebagai umpan memancing. Namun naas, ia terpeleset dan kemudian tercebur ke sungai tersebut.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, membenarkan kejadian itu. Menurut Widodo, kejadian itu berawal sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu Ari tiba di Dam Karet, Desa Menturus Kecamatan Kudu. Korban sudah membawa perlengkapan pancingnya. Ari berencana menikmati liburan sembari memancing ikan.

Usai mendapat lokasi strategis, korban segera mencari lumut yang akan digunakan sebagai umpan. Tanpa diduga, ketika menginjakkan kakinya di pinggiran sungai, Ari terpeleset. Karena tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, korban seketika tercebur ke dalam derasnya sungai.

Beberapa warga yang berada di lokasi sempat melihat korban timbul tenggelam dipermainkan arus. Bahkan, tangan korban sempat melambai-lambai untuk meminta pertolongan. Warga kemudian turun ke lokasi untuk memberikan bantuan, sedangkan warga lainnya melapor ke polisi. Namun, sayang jasad korban sudah menghilang.

Dengan dibantu warga, petugas melakukan pencarian. Mereka menyisir sepanjang bantaran Sungai Brantas. Nah, sekitar pukul 11.00 WIB jasad korban berhasil ditemukan di sekitar lokasi dalam kondisi tak bernyawa. Selanjutnya, jasad korban segera dibawa ke kamar jenazah puskesmas terdekat. "Korban meninggal karena tenggelam setelah terpeleset saat cari lumut. Ini murni kecelakaan," jelas Widodo. [suf/ted]


Kejar Ikan, Bocah 8 Tahun Asal Bandar Kedungmulyo Tewas Tenggelam

Selasa, 25 September 2012 17:47:42 WIB
Reporter : Yusuf Wibisono


Jombang (beritajatim.com) - Fifi Nurkumalasari (8), warga Dusun Pucanganom, Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, tewas tenggelam di sungai setempat saat mencari ikan, Selasa (25/9/2012). Dia terpeleset dan hanyut ke sungai sedalam satu meter.
Kapolsek Bandar Kedungmulyo, AKP Kasyanto mengatakan, kejadian tersebut berawal ketika korban bersama 2 temannya pulang sekolah, sekitar pukul 12.10 WIB. Saat melintasi jembatan sungai Konto, Dusun Pucanganom, tanpa sengaja korban melihat ada ikan dalam sungai tersebut. Spontan saja, gadis cilik ini memutuskan untuk menangkapnya. Selanjutnya, korban menuruni jembatan. Namun naas, saat turun itulah korban terpeleset hingga terjebur ke dalam kubangan sungai.
Melihat kejadian itu, kedua temannya berteriak-teriak minta tolong. Mereka melihat korban terlihat timbul tenggelam diseret arus. Teriakan tersebut mengundang warga sekitar untuk memberikan pertolongan. Jasad korban berhasil diangkat dari dalam sungai dan dilarikan ke puskesmas setempat. Namun sayang, dalam perjalanan menuju puskesmas, korban menghembuskan nafas terakhirnya.
"Korban meninggal dalam perjalanan menuju puskesmas. Kematian korban murni akibat tenggelam saat berusaha mencari ikan," jelas AKP Kasyanto. [suf/kun]

Warga Gudo Jombang Ditangkap Mengedarkan Uang Palsu

Selasa, 09/10/2012 18:41 WIB

Pengedar Uang Palsu Menyaru Jadi Tukang Pijat

Imam Wahyudiyanta - detikSurabaya


Surabaya - Tiga pengedar uang palsu (upal) diringkus. Dua pelaku diringkus di Tarik, Sidoarjo, dan satu lagi diringkus di Kediri. Dari para pelaku diamankan upal senilai Rp 25 juta yang belum diedarkan.

Para pelaku adalah Surman (50), warga Cianjur, Jawa Barat, Suharno (70), warga Gudo, Jombang, dan Dini Yanto (57), warga Kayen Kidul, Kediri. Mereka kini ditahan di Polsek Waru.

"Dua pelaku yang tertangkap Sidoarjo kami pancing bertransaksi," kata Kompol Hendriyana, Selasa (9/10/2012).

Kapolsek Waru ini menjelaskan, begitu turun dari bus hijau, petugas terus membuntuti tersangka Surman dan Suharno. Saat dipancing bertransaksi di sebuah warung, petugas segera menyergapnya.

Saat digeledah, petugas menemukan 250 lembar upal pecahan Rp 100 ribu atau senilai Rp 25 juta. Upal tersebut disembunyikan di saku jaket bagian dalam. Kedua tersangka lantas 'bernyanyi' jika upal yang dimilikinya berasal dari Yanto asal Kediri.

"Yanto kemudian dapat kami tangkap di Kediri," tambah mantan Kapolsek Pakal itu.

Dari rumah Yanto petugas menyita satu lembar upal pecahan Rp 100 ribu, satu lembar upal pecahan Rp 100 ribu yang belum dipotong dan bahan bakunya.

Hendriyana menerangkan, para pelaku merupakan jaringan pengedar upal yang biasa beroperasi di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Malang dan Kediri. Modus yang digunakan komplotan itu biasanya dengan menyaru sebagai tukang pijat atau menawarkan pengobatan altenatif.

Yang berperan sebagai tukang pijat atau ahli pengobatan alternatif adalah Suharno. Saat memijat atau mengobati pasien, Suharno mencoba menawarkan uang palsu dengan kata-kata yang manis. Jika pasien tertarik, maka transaksi bisa dilakukan setelahnya.

"Kualitas upal yang diproduksi Yanto sangat bagus dan mendekati aslinya. Upal itu dijual dengan perbandingan 1:3. uang Rp 100 ribu asli bisa ditukar dengan 3 upal dengan pecahan yang sama," tandas Hendriyana.

(iwd/bdh)

Motor Mahasiswa Asal Diwek Dicuri di Warnet

Sabtu, 29/09/2012 07:16 WIB

Pencurian Motor di Mini Market Mojokerto Terekam CCTV

Tamam Mubarrok - detikSurabaya


Foto: Tamam Mubarrok

Mojokerto - Aksi pencurian motor di sebuah mini market di Jalan Raya Residen Pamuji Kota Mojokerto, terekam CCTV, Jumat (28/9/2012) malam. Dalam rekaman itu, dengan jelas pelaku memakai topi dan berbaju batik, dengan santai mencuri motor korban.

Pengamatan detiksurabaya.com, sekitar pukul 20.50 WIB, pelaku yang mengenakan baju batik berwarna coklat ini, terlihat santai mendekati motor milik Afandi (22). Saat melihat korban masuk mini market, pelaku pun beraksi.

Motor Supra X 125 milik korban yang sudah dikunci stir, dibobol pelaku dengan mudah. Setelah berhasil menyalakan mesinnya, pelaku langsung membawa kabur motor itu, meski dilihat beberapa orang di parkiran.

Beberapa saat kemudian, Afandi dan temannya, Wiwik Mardiana (22), kebingungan mencari motornya. Setelah mengetahui motornya raib, Afandi menanyakan ke pihak mini market. Ternyata benar, dalam rekaman CCTV, motornya dicuri orang.

Tak menunggu lama, Afandi langsung melaporkan ke Mapolres Mojokerto Kota. "Saya kaget juga, motornya dibawa orang. Saya langsung melapor ke polisi," ujar mahasiswa asal Desa Cukir, Kecamatan Diwek Jombang ini di lokasi.

Pencurian motor yang terekam CCTV ini membuat mini market itu ramai dijejali warga yang penasaran melihat rekaman. Dua polisi yang datang ke lokasi, belum memberi pernyataan apapun mengenai kejadian ini.

(fat/fat)


Sebuah Mobil Ditabrak KA di Peterongan Jombang, 4 Orang Terluka

Jumat, 28/09/2012 18:16 WIB

Tamam Mubarrok - detikSurabaya
Jombang - Sebuah mobil ditumpangi empat orang asal Pasuruan, tertabrak kereta api (KA) Rapih Doho di perlintasan tak berpalang pitu di Dusun Pagotan Desa Keplaksari Kecamatan Peterongan Jombang. Akibatnya, empat orang luka-luka.

Kasubag Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo mengatakan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Mobil Cerans beropol N 1599 VM yang dikendarai Evan Satria Putra (19), menyeberang rel KA keluar Desa Pagotan.

Secara bersamaan, KA Rapih Doho yang melaju dengan kecepatan tinggi ini, langsung melibas mobil ini. Seketika itu, mobil terseret dan nyaris masuk persawahan. Dari pengakuan Catur, masinis KA, pihaknya telah berulangkali membunyikan klakson.

"Masinisnya membunyikan klakson terus. Tak ada respon dari mobil ini. Karena jaraknya sangat dekat, masinis tak bisa mengerem mendadak," ungkap Widodo saat dihubungi detiksurabaya.com, Jumat (28/9/2012).

Mengetahui hal ini, warga langsung mengevakuasi para korban. Meski hanya mengalami luka-luka, korban dilarikan ke IRD RSUD Jombang. Keempat korban yakni Evan, Yeni, Leli dan Rani. Semua korban asal Desa Betas Kepulungan Kecamatan Gempol Pasuruan ini masih menjalani perawatan.

"Kita akan periksa sopir mobil ini. Dugaannya, saat melintas di rel ini, sopir menyalakan audionya sehingga tak mendengar suara klakson kereta," ujarnya.
(fat/fat)


Sopir Asal Bandar Kedungmulyo Jombang Ditetapkan Sebagai Tersangka

Senin, 24/09/2012 20:10 WIB

Sopir Ondos Ditetapkan Tersangka

Bruriy Susanto - detikSurabaya

Foto: Bruriy Susanto

Sidoarjo - Kecelakaan maut menewaskan anggota DPR RI, Theodorus Jacob Koekertis di Km 29 Tol Porong-Waru, diduga kelalaian sopir pribadinya. Pasalnya, sopir pribadinya, Wahyu Wigoro warga Dusun Delik RT 3 RW 2 Ds Brodot Kec. Bandar Kedungmulyo Jombang, melajukan mobil Nissan Patrol nopol B 15 VY cukup kencang.

"Dari keterangan sopirnya sendiri, kalau kecepatannya diperkirakan 80 Km/Jam. Dengan kecepatan yang begitu tinggi, dimungkinkan sopirnya (Wahyu Wirogo) tidak bisa mengendalikan kemudinya," kata AKP Fahri Siregar Kasat Lantas Polres Sidoarjo kepada sejumlah wartawan di RSUD Sidoarjo, Senin (24/9/2012.

Perwira tiga balok di pundaknya menjelaskan, dari keterangan tersebut, pihak kepolisian langsung melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap Wahyu Wigoro. Selain itu melakukan olah TKP.

"Keterangan sementara yang dilakukan oleh penyidik dari para saksi dan olah TKP dilakukan bersama Polda Jatim, kemungkinan sopir pribadinya akan kita tetapkan sebagai tersangka," ujar alumnus akpol angkatan 2002.

Penetapan tersangka, lanjut Fahri, berdasarkan temuan bukti saat melakukan olah TKP. Bahwa ditemukan bekas rem mobil Nissan Patrol nopol B 15 VY, yang saat itu melaju kencang dan berusaha mengerem. Karena ada Avansa di depannya.

"Saat melakukan olah TKP memang ada bekas rem. Yang menyebabkan aspalnya terkelupas. Pengereman itu dilakukan karena melihat sebuah mobil yang ada di depannya," tegas Fahri.

Setelah itu mobil Nissan Pedrol yang dikemudikan pria 36 tahun tersebut, langsung dibanting ke kiri. Ternyata justru menabrak sebuah truk bermuatan pasir.

"Melihat dari hasil TKP, kalau mobil Avansa itu jarak mobilnya cukup dengan mobil Nissan yang dikemudikan oleh Wahyu. Justru, dari TKP kalau mobilnya itu memang melaju cukup kencang dan membanting kemudinya ke kiri. Sehingga menabrak sebuah truk yang ada di depannya," pungkasnya.

Polisi ditetapkan sebagai tersangka dengan jeratan pasal 310 ayat 4 berdasarkan UU lalu lintas dan angkutan jalan, dengan ancaman 6 tahun penjara.

(fat/fat)
 
 

Pesilat Pagar Nusa Gudo Jalani Gemblengan Spiritual

Waduh... Kiai Perak Jombang Dibacok Orang Gila hingga Kritis

Rabu, 24 Oktober 2012 16:27 wib
Kiai Mas'ud dirawat di RSUD Jombang (Dok: Mukhtar Bagus/Sindo TV)
Kiai Mas'ud dirawat di RSUD Jombang (Dok: Mukhtar Bagus/Sindo TV)
JOMBANG - Nahas nasib seorang kiai pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Saat sedang santai di rumahnya, dia tiba-tiba didatangi dan dibacok oleh tetangganya yang menderita gangguan jiwa.

Korban, Kiai Mas’ud Muttaqin (48), warga Dusun Pedes, Desa Sukorejo, Kecamatan Perak, kini kritis di ruang ICU RSUD Jombang. Kiai Mas’ud mengalami luka parah di bagian kepala akibat dibacok oleh Suparlan (45).

Kepala Dusun Pedes, Sudarmo, Kamis (24/10/2012), menuturkan, peristiwa mengejutkan tersebut terjadi saat korban, yang biasa dipanggil Gus Ud, sedang duduk santai di rumahnya. Pelaku datang dengan menghunus parang sambil berteriak menuding Gus Ud akan membunuh keluarganya.

Pelaku langsung mengibaskan parang ke arah kepala korban. Meski sempat ditangkis, namun bacokan parang tersebut mengenai kepala bagian atas hingga korban mengalami pendarahan hebat.

Suparlan langsung ditangkap oleh santri dan warga kemudian diserahkan ke polisi.

Menurut Sudarmo, korban sudah beberapa tahun menderita gangguan jiwa. Dua tahun lalu, Suparlan sempat dibawa berobat ke Rumah Sakit Jiwa Lawang di Kabupaten Malang. Meski telah dinyatakan sembuh, namun sesekali penyakitnya masih kambuh dan mengamuk.

Sementara itu, polisi menyatakan bahwa proses hukum terhadap pelaku tidak bisa dilanjutkan terakit kondisi kejiwaannya. Namun agar tidak membahayakan warga sekitar, petugas akan mengirim pelaku ke rumah sakit jiwa agar mendapat perawatan.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / ton)
 
 

Jogoroto Jombang: Kesal Kerap Dimarahi, Keponakan Ini Bunuh Bibinya

Selasa, 23 Oktober 2012 14:24 wib wib
Ilustrasi pembunuhan (Foto: Agung M/okezone)
Ilustrasi pembunuhan (Foto: Agung M/okezone)
JOMBANG- Warga Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, digemparkan dengan berita tewasnya Ummul Hidayati (30). Ibu yang memiliki dua anak itu tewas dengan luka parah di bagian tenggorokan.

Pelaku pembunuhan diketahui bernama Wahyudi (30) yang tidak lain adalah keponakan Ummul. Belum diketahui motif pembunuhan tersebut, namun diduga dilatarbelakangi pelaku kerap dimarahi korban.

Menurut warga sekitar, pelaku sering minum-minuman keras dan menggunakan narkoba, sehingga kerap dinasihati korban. Ini dilakukan agar pelaku menghentikan kebiasaan buruknya.

Ironisnya, peristiwa itu terjadi saat korban sedang menggendong bayinya yang masih berusia enam bulan. Akibatnya, bayi inipun terus menangis melihat sang ibu tergeletak di tanah.

Kepala Desa Ngumpul, Mohamad Kholil, mengatakan selama ini pelaku tinggal di rumah orangtuanya sendiri yang tak jauh dari rumah korban, namun pagi tadi tiba-tiba pelaku datang dan membunuh korban.

Saat kejadian, lanjut Mohamad Kholil, tidak terdengar ada pertengkaran antara pelaku dengan korban. Warga pun dikejutkan dengan suara tangis bayi yang tak kunjung berhenti.

Saat didatangi, warga melihat korban sudah dalam posisi tergeletak tak bernyawa dan bayinya menangis di sampingnya.

Untuk menghindari terjadinya amuk masa, polisi yang datang ke lokasi pembunuhan langsung mengamankan pelaku ke Mapolres Jombang.

Kasubag Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, menjelaskan, sesaat setelah kejadian pelaku tidak melarikan diri dan hanya duduk santai di ruang tamu. Polisi mengaku masih mendalami motif dan kronologis kejadian tersebut.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / kem)