Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Rencana kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Ponpes Tebuireng Jombang dalam rangka puncak haul ke-4 Gus Dur, Jumat (3/1/2014) lusa mendapat penolakan dari sejumlah elemen mahasiswa setempat.
Sejumlah elemen mahasiswa yang melakukan penolakan yaitu HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), serta KMJ (Komunitas Mahasiswa Jombang).
Tiga elemen mahasiswa tersebut menggelar aksi turun jalan di depan kampus Undar, Rabu (1/1/2014). Mahasiswa menilai, kedatangan orang nomor satu di Indonesia itu hanya untuk pencitraan belaka. "Kedatangan SBY ke Jombang hanya untuk pencitraan. Oleh karena itu kami menolak dengan tegas," kata salah satu aktivis dalam orasinya.
Selain melakukan orasi secara bergantian, dalam aksi tersebut mereka juga membentangkan poster dan spanduk bernada hujatan. Bukan itu saja, mahasiswa juga membakar ban bekas di jalan raya sebagai bentuk protes. Akibatnya, jalan KH Abdurrahman Wahid yang ada di depan Undar padat merayap.
Muslih, salah satu mahasiswa mengatakan, selama 10 tahun kepemimpinan SBY tidak ada kemajuan yang signifikan. Dengan kata lain, kabinet yang dibentuk oleh SBY selama dua periode cenderung gagal. "SBY hanya sibuk memoles citra, sedangkan kebijakan pro rakyat tidak pernah dilaksanakan," ungkapnya.
Mahasiswa berencana terus menggelar aksi penolakan SBY itu hingga puncak haul Gus Dur. Meski tidak terjadi kericuhan, demo mahasiswa itu mendapat pengawalan ketat dari petugas kepolisian. [suf/ted]

Jombang (beritajatim.com) - Rencana kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Ponpes Tebuireng Jombang dalam rangka puncak haul ke-4 Gus Dur, Jumat (3/1/2014) lusa mendapat penolakan dari sejumlah elemen mahasiswa setempat.
Sejumlah elemen mahasiswa yang melakukan penolakan yaitu HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), serta KMJ (Komunitas Mahasiswa Jombang).
Tiga elemen mahasiswa tersebut menggelar aksi turun jalan di depan kampus Undar, Rabu (1/1/2014). Mahasiswa menilai, kedatangan orang nomor satu di Indonesia itu hanya untuk pencitraan belaka. "Kedatangan SBY ke Jombang hanya untuk pencitraan. Oleh karena itu kami menolak dengan tegas," kata salah satu aktivis dalam orasinya.
Selain melakukan orasi secara bergantian, dalam aksi tersebut mereka juga membentangkan poster dan spanduk bernada hujatan. Bukan itu saja, mahasiswa juga membakar ban bekas di jalan raya sebagai bentuk protes. Akibatnya, jalan KH Abdurrahman Wahid yang ada di depan Undar padat merayap.
Muslih, salah satu mahasiswa mengatakan, selama 10 tahun kepemimpinan SBY tidak ada kemajuan yang signifikan. Dengan kata lain, kabinet yang dibentuk oleh SBY selama dua periode cenderung gagal. "SBY hanya sibuk memoles citra, sedangkan kebijakan pro rakyat tidak pernah dilaksanakan," ungkapnya.
Mahasiswa berencana terus menggelar aksi penolakan SBY itu hingga puncak haul Gus Dur. Meski tidak terjadi kericuhan, demo mahasiswa itu mendapat pengawalan ketat dari petugas kepolisian. [suf/ted]
Polisi Dorong Mahasiswa, Demo Tolak SBY Ricuh
Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Kericuhan sempat mewarnai aksi mahasiswa yang tergabung dalam GAM (Gabungan Aktivis Mahasiswa) Jombang saat turun jalan menolak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jl Wahid Hasyim atau sebelah utara stasiun Jombang, Kamis (2/1/2014). Puluhan aktivis tersebut didorong polisi dari tengah jalan hingga ke tepi.
Praktis ketegangan antara keduanya tidak terhindarkan. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang nyaris terjatuh ketika terjadi aksi dorong. Hanya saja, aksi kericuhan itu tidak berlangsung lama, karena mahasiswa memilih mundur. "Kami bukan teroris, mengapa demo kami dibubarkan," ujar Kombun, salah satu pendemo.
Awalnya, demo puluhan aktivis mahasiswa yang merupakan aliansi tiga elemen, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), serta KMJ (Komunitas Mahasiswa Jombang) ini berlangsung lancar. Mahasiswa menggelar orasi secara bergantian. Selain itu, mereka juga membeber spanduk bernada hujatan.
Diantaranya 'Haul Gus Dur Bukan Ajang Pencitraan', Jangan Politisasi Haul Gus Dur', serta 'SBY Presiden Rakyat Bukan Presiden Partai'. Namun kelancaran itu berubah menjadi ketegangan ketika ada iring-iringan mobil polisi mobil polisi. Korps berseragam cokelat ini kemudian mendorong mahasiswa ke tepi jalan. Awalnya mahasiswa melawan, namun karena kalah jumlah, para aktivis ini lebih memilih mengalah.
Kombun salah satu mahasiswa mengatakan, kedatangan SBY ke puncak haul Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jumat besok syarat dengan kepentingan. Menurutnya, kedatangan orang nomor satu di Indonesia tersebut hanya untuk kepentingan pencintraan. "Makanya kami menolak kadatangan SBY," kata aktivis GMNI Jombang, ini.
Hal senada juga dilontarkan Syamsul Niam, aktivis lainnya. Bahkan ia dan kawan-kawannya sepakat untuk menggelar aksi terus hingga datangnya SBY. "Sekali lagi kami menolak kedatangan SBY," pungkas Syamsul. [suf/kun]

Jombang (beritajatim.com) - Kericuhan sempat mewarnai aksi mahasiswa yang tergabung dalam GAM (Gabungan Aktivis Mahasiswa) Jombang saat turun jalan menolak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jl Wahid Hasyim atau sebelah utara stasiun Jombang, Kamis (2/1/2014). Puluhan aktivis tersebut didorong polisi dari tengah jalan hingga ke tepi.
Praktis ketegangan antara keduanya tidak terhindarkan. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang nyaris terjatuh ketika terjadi aksi dorong. Hanya saja, aksi kericuhan itu tidak berlangsung lama, karena mahasiswa memilih mundur. "Kami bukan teroris, mengapa demo kami dibubarkan," ujar Kombun, salah satu pendemo.
Awalnya, demo puluhan aktivis mahasiswa yang merupakan aliansi tiga elemen, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), serta KMJ (Komunitas Mahasiswa Jombang) ini berlangsung lancar. Mahasiswa menggelar orasi secara bergantian. Selain itu, mereka juga membeber spanduk bernada hujatan.
Diantaranya 'Haul Gus Dur Bukan Ajang Pencitraan', Jangan Politisasi Haul Gus Dur', serta 'SBY Presiden Rakyat Bukan Presiden Partai'. Namun kelancaran itu berubah menjadi ketegangan ketika ada iring-iringan mobil polisi mobil polisi. Korps berseragam cokelat ini kemudian mendorong mahasiswa ke tepi jalan. Awalnya mahasiswa melawan, namun karena kalah jumlah, para aktivis ini lebih memilih mengalah.
Kombun salah satu mahasiswa mengatakan, kedatangan SBY ke puncak haul Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jumat besok syarat dengan kepentingan. Menurutnya, kedatangan orang nomor satu di Indonesia tersebut hanya untuk kepentingan pencintraan. "Makanya kami menolak kadatangan SBY," kata aktivis GMNI Jombang, ini.
Hal senada juga dilontarkan Syamsul Niam, aktivis lainnya. Bahkan ia dan kawan-kawannya sepakat untuk menggelar aksi terus hingga datangnya SBY. "Sekali lagi kami menolak kedatangan SBY," pungkas Syamsul. [suf/kun]
Jelang Kedatangan SBY, Dua Panser Siaga di Tebuireng
Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Sebanyak dua unit mobil panser sudah siaga di Ponpes Tebuireng Jombang menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Orang nomor satu di Indonesia itu akan hadir dalam puncak haul Gus Dur yang dihelat Jumat malam (3/1/2014).
Selain panser, ratusan petugas berseragam loreng juga sudah memadati lokasi makam mantan presiden tersebut. Pasukan dari TNI tersebut sedang mengadakan gladi bersih. Sementara itu tepat di samping makam Gus Dur, panitia sibuk mendirikan panggung berukuran mini.
Sementara itu, untuk pengamanan orang nomor satu di Indonesia tersebut Polres Jombang menerjunkan sekitar 601 personel ditambah pasukan brimob satu kompi. Selain itu juga melibatkan dalmas Sabhara Polda satu kompi. "Kita juga mendatangkan bantuan dari Polres Nganjuk satu kompi, kemudian Polres Kediri satu kompi," ujar Wakapolres Jombang, Kompol Sumardji, Kamis (2/1/2014). [suf/ted]

Jombang (beritajatim.com) - Sebanyak dua unit mobil panser sudah siaga di Ponpes Tebuireng Jombang menjelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Orang nomor satu di Indonesia itu akan hadir dalam puncak haul Gus Dur yang dihelat Jumat malam (3/1/2014).
Selain panser, ratusan petugas berseragam loreng juga sudah memadati lokasi makam mantan presiden tersebut. Pasukan dari TNI tersebut sedang mengadakan gladi bersih. Sementara itu tepat di samping makam Gus Dur, panitia sibuk mendirikan panggung berukuran mini.
Sementara itu, untuk pengamanan orang nomor satu di Indonesia tersebut Polres Jombang menerjunkan sekitar 601 personel ditambah pasukan brimob satu kompi. Selain itu juga melibatkan dalmas Sabhara Polda satu kompi. "Kita juga mendatangkan bantuan dari Polres Nganjuk satu kompi, kemudian Polres Kediri satu kompi," ujar Wakapolres Jombang, Kompol Sumardji, Kamis (2/1/2014). [suf/ted]