Gudo Jombang: 2 Pelajar Kelas 2 Sikat Rp.9Jt...!!!

Dua Pelajar SMK Asal Gudo Jombang Gasak Uang Rp 9 Juta dari Tempat Praktek dr Haryanto!

Tamam Mubarrok - detikSurabaya

Jombang - Dua pelajar kelas 2 SMK berinisial Ag (17) dan Ta (17) asal Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang, terpaksa diringkus polisi. Pasalnya, mereka nekat membobol tempat praktek dokter dan menggasak uang Rp 9 juta. Ironisnya, uang itu hanya dipakai foya-foya.

"Kedua pelajar ini berhasil kita ringkus setelah beraksi. Mereka yang masih di bawah umur, dilimpahkan dari Polsek ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA)," kata Kasubag Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, Jumat (14/9/2012).

Menurut Widodo, kedua pelajar SMK ini berhasil diringkus saat dr Haryanto (43), pemilik tempat praktik sekitar dua 2 minggu lalu melapor ke polisi setelah kehilangan uang Rp 9 juta. Uang yang ditaruh dalam laci itu diketahui hilang saat korban masuk kerja melihat ruangannya berserakan.

Widodo menambahkan, selain dr Haryanto sebagai korban, Widji (50), pemilik toko yang tak jauh dari lokasi kejadian awal, juga melapor telah kehilangan dagangannya berupa rokok dan uang tunai. Saat kehilangan, atap dan plafon toko dijebol kedua pelaku.

"Dari dua laporan kasus ini, kita lakukan penyelidikan. Dua minggu setelah itu, kedua pelaku ini berhasil kita bekuk dan mengakui semua perbuatannya. Kedua pelaku ini berhasil menggasak uang Rp 9 juta yang dipakai bersenang-senang," imbuh Widodo.

Dari tangan keduanya, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Dari tersangka Ta, diamankan uang Rp 2,5 juta dan dari Ag diamankan Rp 750 ribu. Selain itu, 3 buah HP mahal juga diamankan.

"Kita kembangkan kasus ini. Kemungkinan ada pelaku lain di balik mereka," ujarnya.


(fat/fat)

Jogoroto Jombang: Pembunuhan!

Cinta Ditolak, Kakek Perkosa & Bunuh Tukang Pijat

Kamis, 13 September 2012 20:12 wib wib
Takrib di Mapolres Jombang (Dok: Sindo TV/Mukhtar bagus)
Takrib di Mapolres Jombang (Dok: Sindo TV/Mukhtar bagus)
JOMBANG - Seorang pria lanjut usia menghabisi perempuan tukang pijat di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Alasannya, permintaan untuk dipijat tak dilayani korban.

Sebelum membunuh korban, pelaku, Takrib (62), warga Desa Alang-Alang, Caruban, Kecamatan Jogoroto, sempat memerkosa korban, Sumarni (55), terlebih dulu. Dalam kondisi telanjang, jasad korban dibuang di sungai.

Kasubag Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, Kamis (13/9/2012), mengatakan, Takrib mengaku membunuh karena kesal permintaan pijitnya tak dipenuhi oleh Sumarni.

Pembunuhan, lanjut Sugeng, sebenarnya terjadi pada Senin, 10 September lalu saat korban sedang mencari rumput di sawah. Tersangka langsung mendatangi korban dan diduga kuat memerkosanya terlebih dulu.

Sementara itu, Sun Haji, tetangga korban, menuturkan, Takrib sudah lama suka terhadap korban. Namun, cintanya ditolak karena Sumarni sudah memiliki suami. Korban juga sering menolak permintaan pelaku untuk dipijat karena Takrib kerab meraba-raba tubuh Sumarni. Karena itu, pelaku kesal kemudian memerkosa dan membunuh korban.

Pelaku membunuh dengan menyabet sebilah celurit ke arah perut korban hingga robek. Mayat korban baru ditemukan warga Rabu kemarin.

Usai membunuh, tubuh korban diseret dan dibuang ke sungai di Desa Alang-Alang, Caruban.

Polisi berhasil mengungkap Takrib berdasarkan barang bukti yang ditemukan di lokasi. Kaos Takrib jatuh di sawah saat menyeret dan membuang tubuh korban.

Kasus ini ditangani petugas Polres Jombang.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / ton)
 
 

Wanita Asal Sampang Tertangkap Mencuri di Jombang

Perempuan Itu Kedapatan Sembunyikan Baju Curian dalam Rok!

Maryam dibawa petugas Kepolisian (foto: Mukhtar Bagus/ Sindo TV)
Maryam dibawa petugas Kepolisian (foto: Mukhtar Bagus/ Sindo TV)
JOMBANG – Terpergok ngutil baju di toko, seorang ibu asal Sampang, Madura, ditangkap warga di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Aksi Maryam (45) terbongkar setelah pemilik toko, Nur Aini (37), mencurigai berjalan pelaku. Setelah digeledah, korban mendapati dua baju curian tersebut di dalam rok yang dikenakan pelaku.

Wanita yang bertempat tinggal di Kecamatan Baron, Nganjuk, inipun nyaris menjadi bulan-bulanan massa. Beruntung, petugas Polsek Diwek langsung membawanya ke kantor polisi.

Di hadapan petugas, pelaku mengaku tidak sendiri dalam beraksi. Sayangnya, rekannya yang menunggu di luar toko berhasil melarikan diri. Sementara dia berpura-pura sebagai pembeli di toko pakaian tersebut.

Maryam beralasan, nekat mencuri lantaran terhimpit kebutuhan ekonomi dan ingin mengirim uang untuk keluarganya di Sampang.

Kapolsek Diwek, AKP Mintoro, mengatakan, pihaknya masih mendalami kemungkinan adanya sindikat pencurian dengan memanfaatkan ibu-ibu yang kondisi ekonominya lemah. “Tersangka yang berhasil melarikan diri itu, dijemput sebuah mobil,” ujarnya.

Mintoro menjelaskan, tersangka terancama hukuman tujuh tahun penjara karena melanggar Pasal 363 KUHP tentang pencurian.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / ris)
 
 

Kaliwungu Jombang: Nasi Basi Diolah untuk Makan Sehari-hari

Sunarti menjemur nasi basi (Dok: Sindo TV/Mukhtar Bagus)
Sunarti menjemur nasi basi (Dok: Sindo TV/Mukhtar Bagus)
JOMBANG - Kekeringan akibat kemarau panjang memaksa warga di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bertahan hidup dengan mengonsumsi nasi aking (nasi bekas) dan nasi jagung.

Warga biasanya mengandalkan penghasilan dari buruh tani, namun sejak kemarau, mereka menganggur karena sawah tidak ditanami padi.

Salah seorang warga yang terpaksa mengonsumsi nasi aking ialah Sunarti (53), warga Kelurahan Kaliwungu, Kecamatan Kota Jombang. Dia mengaku sudah tiga bulan terakhir memakan nasi aking. Setiap pagi, dia menjemur nasi bekas atau nasi basi.

Setelah kering, nasi sisa tersebut akan dimasak lagi oleh Sunarti dan dicampur dengan nasi jagung untuk dimakan bersama suaminya, Joko (59). Joko sendiri hanya terbaring di tempat tidur karena sakit. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sunartilah yang berperan.

Selama kemarau, Sunarti bekerja sebagai tukang cuci atau bersih-bersih di rumah tetangga. Bila ada nasi di rumah tempat bekerjanya yang lebih, Sunarti membawanya, tentu atas seizing majikan. Nasi itulah yang dia olah kembali menjadi aking.

Sunarti mengaku tidak punya pilihan lain selain memakan aking. Harga beras Rp6.000 atau Rp7.500 per kilogram, terlalu mahal untuknya.

Setiap bulan dia memang mendapat bantuan beras raskin dari pemerintah, namun karena tak punya uang untuk membeli lauk atau, Sunarti kerap menjual lagi beras tersebut untuk dibelikan nasi jagung yang harganya jauh lebih murah.

Dia berharap pemerintah setempat memperhatikan kondisi warga miskin di kemarau ini.
(Sindo TV / Mukhtar Bagus / ton)
 
 

Selingkuh di Hotel, Sepasang PNS Jombang Digerebek Polisi

 
Jum'at, 14 September 2012 16:12:32 WIB
Reporter : Yusuf Wibisono

Nganjuk (beritajatim.com) - Sepasang Sekretris Desa (Sekdes) yang berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) asal Jombang digerebek polisi saat memadu kasih di Hotel Shinta Kertosono, Nganjuk, Jumat (14/9/2012).

Ke dua pasangan selingkuh itu adalah Darsono (50), Sekdes
Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang dan Tri Astinah (47), Sekdes Kedunglosari, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Ironisnya, dua sekdes itu masing-masing masih mempunyai pasangan yang sah.

Chudhori (60), suami dari Sekdes Tri Astinah mengungkapkan, perilaku serong istrinya sudah mulai tercium sejak 3 bulan terakhir ini. Astinah kerap minta cerai dengan alasan tidak jelas. Oleh Chudori, permintaan itu tidak pernah dikabulkan. "Permintaan cerai itu tidak pernah saya hiraukan. Karena selama ini kami tidak pernah ada pertengakaran yang menyangkut hubungan kami. Dan kewajiban saya sebagai suami sudah saya berikan kepada istri, baik jasmani maupun rohani," ujar Chudhori saat ditemui di Mapolsek Kertosono.

Chudori semakin curiga, karena akhir-akhir ini istrinya sering keluar pagi hari, sekitar pukul 06.00 WIB. Atas dasar kecurigaan itu, ia kemudian meminta tolong dua temannya untuk membuntuti istrinya tersebut. Nah, saat diikuti, ternyata Astinah menuju hotel Shinta Kertosono. Parahnya, ia berangkat bersama Darsono.

Pengusaha barang bekas itu tidak langsung emosi. Ia melaporkan ke polsek setempat. Darsono dan Astinah masuk kamar hotel sekitar pukul 07.00 WIB. Selang dua jam kemudian, Chudori bersama sejumlah anggota Polsek Kertosono menggerebek pasangan kumpul kebo tersebut.

Begitu pintu terbuka, Chudori terkaget-kaget. Dengan mata kepala sendiri ia melihat istrinya sedang bergumul ria dengan pria lain. Baik Darsono maupun Astinah dalam keadaan telanjang bulat. Selanjutnya, kedua pasangan mesum ini digelendeng ke Mapolsek setempat untuk dimintai keterangan.

Kapolsek Kertosono, Kompol Dodot Dwianto, membenarkan penggerebekan terhadap pasangan mesum tersebut. Menurut Dodot, penggerebekan itu berawal dari adanya laporan dari suami pelaku. "Saat ini kami masih melakukan pemeriksaan," singkat Dodot saat dihubungi lewat ponselnya. [suf/ted]  


Warga Jombang Tewas Misterius di Rumah Kontrakan

Jombang (beritajatim.com) - Didik Tikno Utomo (28), warga Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang tewas misterius di rumah kontrakannya, Jalan Kertanegara, Dusun Kwijenan, Kelurahan Kepanjen, Jombang Kota.

Dari mulutnya mengeluarkan darah segar, wajahnya gosong, dan pelipis sebelah kanan terluka. Belum diketahui secara pasti penyebab kematian korban. "Untuk mengetahui penyebab kematian korban, kami masih melakukan otopsi. Yang pasti, saat ditemukan kondisinya mengenaskan, mulut berdarah, wajah gosong, dan terdapat luka di pelipis," kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, Kamis (13/9/2012).

Jasad korban pertama kali ditemukan pada Rabu malam sekitar pukul 20.30 WIB di rumah milik Suwantari (53), warga setempat. Sebelumnya, korban baru saja menghadiri sebuah hajatan temannya sejak sore. Saat kembali ke rumah kontrakaknya Didik masih normal-normal saja. Selanjutnya, korban masuk kamar dan menguncinya dari dalam.

Tak lama kemudian, adik korban, Titin Dwi Rahmawati (26), datang ke rumah kontrakan tersebut. Dia langsung memanggil kakaknya seraya mengetuk pintu kamar. Namun tak ada jawaban. Kecurigaan adik korban mulai muncul karena pintu kamar terkunci dari dalam. Sejurus kemudian, dia segera meminta tolong warga setempat. Dengan dibantu warga, pintu kamar didobrak.

Nah, saat itulah warga melihat korban dengan posisi telungkup, tak bergerak samasekali. Bahkan, warga juga melihat ceceran darah keluar dari mulut korban maupun pelipis kanan yang terluka. Warga semakin kaget, karena terlihat wajah korban yang gosong. Diannganggap kematian itu tidak wajar, warga akhirnya melapor ke Polres Jombang.

Sejumlah petugas yang datang langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan beberapa saksi. "Kami hanya menemukan tiga botol mintak gosok di kamar korban. Selain melakukan penyelidikan, kami juga melakukan otopsi guna memastikan penyebab kematian korban," jelas Widodo. [suf/ted]


Peterongan Jombang: Seekor Kucing 'Bakar' Penitipan Sepeda!

Jombang (beritajatim.com) - Kebakaran tempat penitipan sepeda di Dusun Wonokero Desa/Kecamatan Peterongan, Jombang dini hari tadi ternyata disebabkan oleh seekor kucing. Kepastian itu dilontarkan oleh Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, Rabu (12/9/2012).
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menduga, kebakaran itu dipicu oleh korsleting listrik di tempat peninitipan sepeda milik Hari Kusen (46). Mengapa terjadi korsleting? Menurut Widodo, ada kabel telanjang yang diacak-acak oleh seekor kucing.

Nah, dari situlah akhirnya memunculkan percikan api akibat kabel konslet. "Dugaan sementara, ada kucing yang mengejar tikus hingga plapon rumah. Kemudian kucing tersebut mengacak-acak kabel tersebut, hingga akhirnya terjadi korsleting," kata Widodo menegaskan, Rabu (12/9/2012).
Seperti diberitakan, tempat penitipan sepeda yang berjarak 50 meter dari stasiun Peterongan terbakar sekitar pukul 02.30 WIB. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun kebakaran tersebut meludeskan 8 sepeda motor dan 21 sepeda angin. Kencangnya hembusan angin membuat si jago merah sulit dijinakkan. Api baru padam sekitar pukul 04.00 WIB. Itu setelah satu unit mobil PMK berjibaku melakukan pembasahan di lokasi kejadian. [suf/kun]


Jogorto Jombang: Tukang Pijat Tewas Dibunuh Tetangga Sendiri

Jombang (beritajatim.com) - Seorang tukang pijat bernama Sumarni (55), warga Desa Alang-alang Caruban Kecamatan Jogoroto, Jombang ditemukan tewas di pinggir sungai dengan perut robek. Korban meninggal karena dibunuh calon pasiennya sendiri, Takrib (62). Ironisnya, pemicu pembunuhan itu sangat sepele, yakni Sumarni selalu semoyo atau berjanji ketika disuruh memijat pelaku.

"Pelaku atas nama Takrib, warga Alang-alang Caruban sudah kita tangkap. Dia mengakui segala perbuatannya. Latar belakang pembunuhan ini sangat sepele, korban selalu semoyo saat disuruh mijat," kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, Rabu (12/9/2012).

Widodo menjelaskan, kasus pembunuhan itu terungkap tidak lebih dari 12 jam. Semua itu berawal ketika warga Desa Alang-alang Caruban menemukan mayat Sumarni di tepi sungai Dusun Karangrejo, Selasa petang (11/9/2012). Saat ditemukan jasad Sumarni kondisinya mengenaskan. Selain dalam keadaan telanjang, perut korban sebelah kanan juga robek akibat sabetan benda tajam. Setelah dilakukan visum dan olah TKP, polisi meyakini bahwa tukang pijat tersebut tewas akibat dibunuh.

Selanjutnya, korps berseragam cokelat memeriksa sejumlah saksi serta mengumpulkan barang bukti. Dari pemeriksaan itu akhirnya muncul nama Takrib. Nah, dari situlah polisi langsung memburu orang yang dicurigai tersebut. Hasilnya, kurang dari 12 jam, Takrib berhasil dibekuk di rumahnya tanpa perlawanan.

"Saat diperiksa, pelaku mengakui semua perbuatannya. Kita juga mengamankan sebilah sabit dan baju milik korban yang ada di lokasi kejadian," pungkas Widodo. [suf/kun]


Alamat & No Tlp Bank di Kota Jombang

=========================
18 Kantor Bank di Kota Jombang
=========================

1. BANK BRI JL.KH. Wachid Hasyim No. 116 Jombang Tilp. 862126,861041
2. BANK MANDIRI JL. Merdeka No. 115 Jombang Tilp. 875141
3. BANK BNI JL.KH. Wachid Hasyim No. 94 Jombang Tilp. 861902 ; 861136
4. BANK DANAMON JL. KH. Wachid Hasyim No. 121 Jombang Tilp. 862124
5. BANK PERMATA JL. A.Yani No. 73 Jombang Tilp 879123
6. BANK BCA JL. KH. Wachid Hasyim No. 20 Jombang Tilp 862237
7. BANK BII JL. Merdeka No. 134-135 Jombang Tilp 864529
8. BANK UOB BUANA JL. Merdeka No. 133 Jombang Tilp 862500
9. BANK CIMB NIAGA JL. A.Yani No. 36 Jombang Tilp 875396
10. BANK JATIM JL. KH. Wachid Hasyim No. 36 Jombang Tilp 862217
11. BANK MEGA JL. KH. Wachid Hasyim No. 181 Jombang Tilp 865142
12. BANK BSM Ruko Cempaka Mas A8-9 Jl. Sukarno-Hatta No.2 Jombang Tilp 855527 ; 855528
13. BANK CNB Ruko Cempaka Mas A6 Jl. Sukarno-Hatta No.3 Jombang Tilp 875628
14. BANK BTN JL. KH. Wachid Hasyim No. 19F Jombang Tilp 871119
15. BANK BTN SYARIAH JL. KH. Wachid Hasyim No. 85 Jombang Tilp 874091;874092
16. BANK MUAMALAT JL. Merdeka no. 22 Tilp 870021
17. BANK PANIN Jl. KH.Wahid Hasyim 195 Tilp 879184
18. BANK BRI SYARIAH Jl. KH.Wahid Hasyim 9A/1-2 Tilp 874433, 874455

Kalo ada yang belum tercantum mohon mengisi komentar agar kita selalu melengkapi. Terima Kasih

## Semoga Bermanfaat ##


Telanjur Tasyakuran, Ahmad Warga Jogoroto Jombang, Gagal Berangkat Haji

Jombang (beritajatim.com)--Ahmad Zainal, warga Desa/Kecamatan Jogoroto, Jombang dipastikan gagal berangkat ke tanah suci untuk naik haji. Padahal CJH (Calon Jamaah Haji) tersebut sudah telanjur menggelar tasyakuran atas rencana keberangkatan itu. Pemicunya, Ahmad tidak diberitahu terkait jadwal pelunasan pembayaran haji itu.

"Tiap kali saya tanya ke bank, katanya nanti ada pemberitahuan resmi, tapi sampai sekarang tidak ada informasi itu, sampai akhirnya saya tidak bisa melakukan pelunasan," kata Ahmad mengeluh, Senin (10/9/2012).

Karena niatnya berangkat ke tanah suci sudah bulat, dia pun merasa sangat kecewa. Apalagi, dia juga berulangkali menanyakan perihal pelunasan itu ke bank, dalam hal ini BRI unit Jogoroto. Bahkan dia juga menanyakan ke Kantor Kemenag Jombang. "Katanya ada petugas bank yang datang, padahal tidak ada sama sekali," katanya.

Yang membuatnya lebih kecewa, ternyata petugas bank unit yang dipercayanya selama ini justru tidak mengetahui informasi pelunasan BPIH tersebut. Ketika dirinya mengajukan komplain, baru petugas melakukan kontak telepon ke Jombang. Saat itu, dia disuruh ke Jombang sebelum jam 15.30. Namun sampai di sana, dikatakan sudah tutup.

Tidak hanya dirinya, Ahmad juga sempat mengobrol dengan jamaah lain yang senasib dengan dia. Bahkan jamaah tersebut sudah menjual dua ekor sapinya yang dipergunakan untuk melunasi biaya haji. "Ternyata setelah sapi dijual dan uangnya mau disetor ke bank, juga tidak bisa melakukan pelunasan karena sudah ditutup, padahal dia juga tidak tahu," timpal Solahudin, adik Ahmad.

Gagal melakukan pelunasan di bank, dia pun sempat datang ke Kantor Kemenag Jombang. Tanpa ada penjelasan seputar jadwal pelunasan itu Ahmat langsung divonis tidak bisa berangkat tahun ini. Sehingga dirinya tidak bisa berbuat banyak. "Terus terang saya sangat kecewa, padahal saya mendaftar sejak November 2008 lalu dan masuk kuota pemberangkatan tahun ini," keluhnya.

Bagimana sikap kantor Kemenag Jombang? Kasi Haji dan Umroh, H Nur Habib Adnan, ketika dikonfirmasi melalui sambungan selulernya mengatakan, jamaah yang tidak bisa melunasi tahap pertama maupun tahap kedua, maka masuk daftar tunggu untuk diprioritaskan pemberangkatan tahun 2013 mendatang.

Ditanya soal informasi pelunasan itu, Nur Habib mengaku sudah menyampaikannya ke jamaah, baik melalui Kemenag maupun melalui bank itu sendiri. Informasi pelunasan itu juga bisa diakses secara langsung melalui web Kemenag pusat. "Insya Allah sudah semua," pungkasnya. [air/suf]


Kuliner Khas Kota Jombang

Di Jombang, meskipun tak ada rumah makan atau restaurant sekelas KFC, McD, atau HC seperti di dekat Air Mancur yang ada di Bogor dan kota-kota besar lainnya, namun bukan berarti di Jombang tak ada makanan-makanan enak. Di Jombang banyak sekali jenis-jenis makanan yang menggugah selera seperti halnya di kota-kota lain. Persoalannya, makanan apa yang khas yang sekaligus bisa menunjukkan “identitas nJombang”, itu yang membuat saya tambah bingung lagi.

Ada Nasi Pecel tetapi masih kalah tenar dengan Pecel Madiun meskipun penjual Nasi Pecel di Jombang jumlahnya seabrek dari kelas emperan sampai kelas depot atau cafe. Bahkan mata belum melek beneran atau pagi-pagi buta kita akan mudah mendapatkan Nasi Pecel. Kaum ibu dan si mbok-mbok dengan sepeda onthel banyak yang menjajakan Nasi Pecel ke kompleks-kompleks perumahan, tempat kost dan ngetem di beberapa ruas jalan. Di Jombang penjual Nasi Pecel banyak yang ngetem di perempatan Jalan Wahid Hasyim persis dekat Rumah Sakit Umum Daerah. Sedangkan yang tempat berjualannya permanen yang paling enak menurut lidah saya ada di Depot Giri Jaya di Jalan Merdeka. Lauknya cukup komplet dan kebersihannya cukup terjamin.

“Kring kring kring, cel pecel, pecele Mas!” Itu kata-kata yang sering saya dengar dulu dari ibu-ibu dan si mbok-mbok penjual Nasi Pecel keliling setiap pagi dengan sepeda onthelnya ketika melintas di depan asrama pondokan saya.

Lalu di Jombang juga ada Soto, tetapi masih kalah meng-Indonesia dengan Soto Lamongan meskipun di Jombang ada Soto Pak Loso yang menurut lidah saya lebih enak dari pada Soto Lamongan yang ada di kawasan Lingkar Kampus Darmaga Bogor yang rasanya gak ngalor gak ngidul itu.
Berikutnya Sate. Di Jombang dulu ada Sate Ringin Contong, sebab berjualannya di sekitar Ringin Contong. Kemudian juga Sate H. Faqih di kawasan Pesantren Tebu Ireng, di seberang PG Tjoekir yang pernah diulas oleh Raja Wisata Kuliner, Bondan Winarno. Namun kedua jenis sate tersebut masih kalah mendunia dengan Sate Madura. Terkait dengan Sate Madura ini, dulu ada guyonan kawan sekamar asrama pondok yang asli Sumenep Madura. Mengapa pesawat jarang terbang ke Madura? Jawabnya, sebab kalau terbang ke Madura, pesawat sering terjebak asap di udara Madura karena penjual Sate Madura sedang membakar sate! Ini saking banyaknya penjual sate di Madura.

Makanan berikutnya adalah Bakso. Bakso masih kalah tenar dengan aneka Bakso Malang (di Jombang ada Bakso Bakar Malang dan Bakso Cak Man Malang) atau Bakso Solo. Namun di Jombang sebenarnya ada bakso yang sangat terkenal dan cukup legendaris (setidaknya saya mengenalnya dan sering mencicipinya sejak saya kanak-kanak), yaitu Bakso Nuklir yang “digawangi” Haji Sumarto alias Cak To Nuklir yang berada persis di seberang RSK atau Rumah Sakit Kristen Mojowarno. Dulu ketika saya masih SD (1984-1990), saya sering mendengar promosi Bakso Nuklir lewat Radio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD) Jombang. Disebut Bakso Nuklir sebab baksonya memang ukurannya jumbo dan rasanya tak sekadar “nendang” tetapi “meledak” dahsyat, sedahsyat letusan bom nuklir.
Selanjutnya ada Sego Sadhukan. Ini mungkin khas Jombang, tetapi kayaknya tak etis menjamu tamu jauh dengan Sego Sadhukan atau kalau di kawasan Malioboro Ngayogjakarta Hadiningrat disebut sebagai Nasi Kucing. Makan Sego Sadhukan bisa menjadi alternatif jika memang kantong benar-benar kering dan perut benar-benar keroncongan.

Sego Sadhukan adalah nasi bungkus yang isinya sekepal nasi, ada mie, lauk tahu-tempe diiris kecil-kecil, dan kadang-kadang ada ikan terinya. Sadhukan artinya tendangan, mungkin karena porsinya yang minimalize itulah dinamakan Sego Sadhukan, sekali tendang langsung bisa mencelat jauh atau sekali santap langsung habis. Dulu di kawasan Simpang Tiga atau Pertigaan Tugu Adipura dan juga sekitar Stasiun dan Alun-alun kalau malam hari Sego Sadhukan mudah didapatkan. Karena harganya murah maka sangat cocok bagi anak kost yang uangnya pas-pasan.

Then, the next badhokan di Jombang yang sempat saya ingat dan mungkin paling enak dan unik adalah makanan yang di masa kecil sering saya santap, yaitu Soto Dok. Ya, Soto Dok ini tak jauh beda dengan makanan sejenis soto lainnya, bahan dasarnya tetap dari daging. Namun sepertinya ada bahan tambahan atau racikan yang agak beda dengan soto lainnya. Soto Dok rasanya lebih “seksi” sebab kuahnya tak terlalu mblenek seperti jenis soto lainnya. Dan yang tak pernah terlupakan, ada taogenya yang menjadi “aksesoris” Soto Dok dan mungkin ini membuat beda dengan soto lainnya.

Dinamakan Soto Dok karena penjualnya melayani pembeli dengan cara yang unik yaitu setelah menuang kecap dari botol ke dalam mangkuk langsung meletakkan kembali botol kecap dengan cara yang keras seperti menggebrak atau membanting botol kecap ke meja hingga menimbuklan bunyi: DOK! Pembeli pemula atau yang tak biasa tentu akan kaget dan mengira penjualnya kasar.
Dulu, ketika masih kecil saya seringkali diajak orang tua ke Pasar Lama Mojoagung, pasar di kampungnya Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (sekarang sudah dipindah 1 km ke arah barat). Di pasar itulah saya seringkali diajak andok menikmati Soto Dok. Seingat saya, stand atau tempat berjualannya permanen di tengah-tengah pasar. Penataannya, kursi panjang mengelilingi meja panjang dan lebar yang di atas meja ditaruh berbagai abrakan atau perkakas termasuk panci penjerang kuah, tempat nasi dan lainnya. Bentuknya tetap mirip penjual soto keliling yang dipikul, apalagi pikulan atau alat pemikul masih ditata sedemikian rupa di atas meja. Bentuk pikulan-nya yang terbuat dari bambu dan berhias rotan melengkung dan memanjang, terkesan mirip sekali lengkungan atap Rumah Minang.

Selain itu, di sepanjang Jalan Wahid Hasyim kawasan Jombang kota dulu juga banyak penjual Soto Dok, biasanya menjelang petang penjual Soto Dok kaki lima mulai menggelar dagangannya. Apalagi di Pujasera atau Kebonrojo, dulu banyak juga yang penjual Soto Dok. Kebetulan selama hampir dua tahun, tahun 1993-1995, saya indekost di seberang Pujasera, tepatnya di dekat pintu gerbang sebelah utara Pujasera. Jadi dulu setidaknya tahu persis jenis makanan yang dijual di situ, terutama jenis makanan yang murah!
Demikian juga, dulu di Jalan Pattimura tepat di seberang SMP Negeri I Jombang atau SMK Negeri 3 (dulu STM Negeri Jombang), juga ada penjual Soto Dok yang buka tenda setelah maghrib, yang harganya ketika tahun 1995-1996 Rp. 400,- plus Es Teh Rp. 150,-. Cukup terjangkau, apalagi Jalan Pattimura merupakan salah satu kawasan sekolah yang ramai dan padat, jadi banyak pelanggan dari anak sekolah yang indekost di sekitar situ.

Beberapa waktu yang lalu, saya juga mendapati penjual Soto Dok di Jakarta, iseng-iseng tanya ke penjualnya, ternyata penjualnya orang Jombang juga, tapi saya lupa Jombang mana dia berasal. Sementara di Kota Surabaya juga banyak penjual Soto Dok meskipun yang jualan bukan orang Jombang.
Nah, beberapa waktu yang lalu ada grenengan yang saya dengar, kalau Soto Dok ini akan ditetapkan menjadi makanan khas Jombang. Bahkan Bupati Jombang, dengar-dengar mau membuat Perdanya, disamping Perda Ludruk (bukan Ludruk Perda) sebagai upaya untuk melestarikan kesenian Ludruk yang memang cikal bakalnya dari Jombang. Saya kurang begitu jelas Perda tentang Soto Dok nanti seperti apa, dan pelaksanaannya nanti bagiamana, namanya juga masih grenengan.

Namun yang jelas tujuan seperti itu sangat baik untuk memperkenalkan salah satu jenis kuliner Jombang untuk lebih mengindonesia. Mungkin juga dari Soto Dok ini bisa mencari “identitas nJombang” yang selama ini masih remeng-remeng. “Pengakuan” atas Soto Dok sebagai makanan khas Jombang setidaknya akan mendukung wisata Jombang dan terutama secara ekonomi, akan mampu meningkatkan perekonomian warga Jombang, setidaknya bagi penjual Soto Dok dan petani-peternak. Lho, kok petani-peternak? Ya, sebab yang dijual adalah nasi dan bahan dasar utama Soto Dok adalah daging, jadi jangan dilupakan petani-peternaknya!
(Junaidi)

Rombongan Pengantin Tabrak Alat Berat di Sumobito Jombang, 1 Tewas, 10 Luka Berat


Ilustrasi.

 
Kamis, 06 September 2012 16:18:22 WIB
Reporter : Yusuf Wibisono

Jombang (beritajatim.com) - Rombongan pengantar pengantin yang mengendarai mobil jenis Isuzu Elf menabrak alat berat yang sedang parkir di tepi Jalan Raya Palrejo Kecamatan Sumobito, Kamis (6/9/2012). Akibatnya, seorang penumpang bernama Jumaiyah (40), warga Pulowetan Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Mojokerto Kota, tewas di lokasi kejadian. Sedangkan 10 penumpang lainnya mengalami luka berat.

Kecelakaan itu bermula ketika mobil Elf yang dikemudikan Irawan Budiono (57) melaju ke arah timur. Mereka baru saja kembali mengantar pengantin dari Desa Tanjung Kalang Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk. Awalnya perjalanan rombongan ini aman-aman saja.

Sesampai di Jalan Raya Palrejo, mobil bernopol S 7365 W ini hendak mendahului sepeda motor di depannya. Berhasil mendahului, Irawan membanting kemudinya ke arah kiri. Namun ironis, ia terlalu kencang membanting ke arah kiri. Padahal di sebelah kiri jalan terdapat kendaraan alat berat (pengaspal jalan) yang sedang parkir.

Nah, benturan keras pun tak dapat terhindarkan. Minibus sarat penumpang itu menabrak alat berat hingga tanpa ampun. "Kami cukup kaget. Usai mendahului sepeda motor, mobil kami menabrak alat berat parkir. Kejadiannya cukup cepat," kata Sumilah, korban selamat sembari memegangi tangannya yang tergencet.

Warga yang mengetahui kejadian itu langsung berhamburan keluar guna memberikan pertolongan. Sedangkan warga lainnya melaporkan kejadian tersebut ke pos polisi terdekat. Penumpang yang luka-luka dilarikan ke RSUD Jombang. Sedangkan yang meninggal dilarikan ke kamar jenazah.

"Kecelakaan terjadi sekitar pukul 14.35 WIB. Penumpang yang meninggal satu orang. Sedangkan 10 penumpang lainnya mengalami luka berat. Kami masih melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan ini," kata Kanitlaka Satlantas Polres Jombang, Ipda Darul Asifin. [suf/but]


Ratusan Buruh dan Polisi Saling Baku Hantam di Jombang

Rabu, 05/09/2012 10:52 WIB
Tamam Mubarrok - detikSurabaya
Jombang - Unjukrasa ratusan buruh PT Mentari Internasional (MI) menolak tenaga outsourching di Jombang diwarnai bentrok dengan aparat keamanan, Rabu (5/9/2012).

Sejumlah buruh awalnya terlibat saling dorong. Namun bentrokan pecah, buruh dan polisi saling pukul. Polisi terpaksa membubarkan unjukrasa ini.

Bentrokan bermula saat para buruh yang berunjukrasa memblokir pintu masuk pabrik. Sejumlah buruh yang hendak masuk dan hendak bekerja, dihadang buruh lainnya agar mengikuti unjukrasa. Akibatnya, antrean panjang di depan pabrik membuat Jalan Raya Surabaya - Yogyakarta macet.

Akibatnya, polisi yang berjaga langsung membubarkan paksa jalannya unjukrasa ini. Karena menolak dibubarkan, ratusan buruh dan aparat keamanan yang berjaga, terlibat aksi dorong dan adu pukul. Kericuhan ini membuat situasi di depan pabrik semakin memanas dan polisi kembali menerjunkan satu pleton pasukan Dalmas.

Aksi mogok kerja dan unjukrasa menolak outsourching ratusan buruh ini dilakukan untuk menindaklanjuti aksi sebulan yang lalu. Para buruh menganggap pabrik mainan kayu ini tak pernah merespon tuntutan penolakan tenaga outsourching.

Menurut Muji Harjo, salah satu buruh, aksi ini menuntut pembayaran kurangnya upah kerja lembur sesuai pemberlakuan Jamsostek dan terlebih menolak tenaga outsourching. Yang belum direalisasikan pihak pabrik hanya penetapan tenaga kerja sebagai karyawan tetap.

"Rencananya aksi ini akan terus kita lakukan hingga seluruh tuntutan dipenuhi manajemen pabrik," kata Muji Harjo.
(fat/fat)
 
 

3 Bulan Kekeringan, Puluhan Warga Jombang Berebut Air

 
 
Senin, 03 September 2012 13:29:21 WIB
Reporter : Yusuf Wibisono

Jombang (beritajatim.com) - Puluhan warga Dusun Ngapus Desa Sumberaji Kecamatan Kabuh, Jombang berebut air bersih yang disuplai dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat, Senin (3/9/2012).
Warga mengaku sudah tiga bulan kesulitan mendapat air bersih karena sumber air dan sumur telah mengering. Praktis, hanya dalam hitungan menit, satu tangki air bersih atau 4.000 liter ludes diserbu warga. Ironisnya, sejumlah anak yang masih berpakaian sekolah dasar juga ikut dalam antrean tersebut.
Begitu sampai di perempatan Dusun Ngapus, mobil tangki yang membawa 4.000 liter air bersih langsung berhenti. Selanjutnya, puluhan warga langsung mendekat. Mereka membawa ember dan jerigen untuk mendapatkan air yang diberikan secara cuma-cuma tersebut. Tidak jarang, mereka berdesakan untuk mendapatkan antrean paling depan.

Tak hanya ibu-ibu dan pria dewasa, sejumlah anak sekolah dasar yang masih mengenakan seragam juga terlihat ikut antre. Akibatnya, hanya dalam waktu 30 menit, sebanyak 4.000 liter air bersih itu langsung ludes. Sebagian warga harus menelan kekecewaan lantaran gagal mendapatkan air tersebut.
"Sebenarnya air bantuan ini belum bisa mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Karena selain untuk MCK, kami juga menggunakan air tersebut untuk dikonsumsi, mulai dari memasak hingga untuk kebutuhan air minum. Namun, minimal ini bisa membantu, karena kami mengalami krisis air bersih sejak tiga bulan terakhir," kata Siti Asfiyah, warga setempat.

Kepala BPBD Jombang, Nur Huda menjelaskan, droping air bersih itu akan terus dilakukan terutama untuk daerah-daerah yang mengalami kekeringan. Menurut Huda, berdasarkan pemetaan BPBD terdapat 34 desa yang rawan kekeringan. "Setiap hari kita akan mengirimkan dua tangki air bersih ke titik-titik rawan kekeringan," ujar Huda menegaskan. [suf/kun]


Pendukung Gardu Prabowo Jombang Diberi KTA Partai Gerindra

Tribunnews.com - Senin, 3 September 2012 14:56 WIB
Share this
Share
 Text  +  
Pendukung Gardu Prabowo Diberi KTA Partai Gerindra
/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
PEMILUKADA HARUS BERSIH DARI KECURANGAN: Sekretaris Fraksi DPR Gerinda RI Eddhy Prawobo (kiri) didampingi Budi Purnomo Kardjodihardjo, tim sukses Jokowi-Ahok (kanan), meminta kepada semua pihak untuk menjaga semua proses Pemilukada DKI berjalan dengan jujur, adil tanpa ada kecurangan. Kunci dari kesuksesan dan berjalan lancarnya ada ditangan lembaga pemilu yakni KPUD dan Panwaslu, ujarnya saat temu wartawan, Senin (9/7/2012) di RM Warung Daun, Jakarta (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO) 
TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG - Jelang Pilpres) 2014, Partai Gerindra Jombang dan ormas Gardu Prabowo (Gabungan Rakyat Dukung Prabowo) konsolidasi guna menyamakan langkah memenangkan mantan Danjen Kopasus Prabowo Soebiyano menduduki kursi presiden, di Jalan Anggrek VII Jombang, Senin (3/9/2012).
Ketua Gardu Prabowo Jombang, Joko Fatah Rachim, tujuan utama pertemuan dengan Partai Gerindra Jombang adalah menyamakan visi dan misi pada Pilpres 2014 mendatang. Hasil lainnya dalam pertemuan tersebut, anggota Gardu Prabowo nantinya juga akan dibuatkan KTA (Kartu Tanda Anggota) Partai Gerindra.
"Tujuan kita sebenarnya adalah mengusung Prabowo menjadi presiden. Namun yang terpenting, untuk meraih cita-cita itu  kita harus bisa memenangkan pilihan legislatif terlebih dahulu," kata Fatah, Senin (3/9/2012).
Untuk memenangkan Prabowo, lanjut Fatah, pihaknya juga terus melakukan konsolidasi ke bawah. Yakni, membentuk struktur kepengurusan Dewan Koordinasi Sektor (DKS) atau Gardu Prabowo di tingkat kecamatan. Struktur tersebut juga akan disingkronkan dengan Partai Gerindra.
Sekretaris DKC Gardu Prabowo Jombang, Sah Rehal Abduh mengibaratkan, antara Gardu Prabowo dan Partai Gerindra seperti adik dan kakak. Untuk itu, menyatukan persepsi adalah sebuah keharusan.
Ketua DPC Partai Gerindra Jombang, Siswoyo menyambut baik pertemuannya dengan Gardu Prabowo. Alasannya, antara Gardu Prabowo dengan Partai Gerindra tidak bisa dipisahkan. Dia juga menyampaikan, lahirnya partai politik bertujuan untuk memenangkan pileg maupun pilpres. Di samping itu, dalam undang-undang disebutkan, untuk mengusung kadernya dalam harus berangkat dari partai itu sendiri.
"Dengan adanya pertemuan ini, saya berharap bisa saling berbagi antara kedua organisasi ini. Sekaligus, setiap ada kegiatan apapun bisa saling koordinasi. Bila perlu kita bisa melebur menjadi satu untuk mensinergikan visi dan misi yang sudah kita sepakati," kata Siswoyo.
Terkait dengan KTA-nisasi, dia menjelaskan, tidak ada salahnya Gardu Prabowo untuk segera mendata anggotanya. Jika ada anggota Gardu Prabowo yang menghendaki ikut pemilu legislatif, tentunya harus melalui PAC Partai Gerindra.