Da’i Cilik Dengan Segudang Prestasi

Da’i Cilik Dengan Segudang Prestasi

7 July 2013, 17:36
Inilah da’i cilik yang masih duduk dibangku play group dan baru menginjak umur 4 tahun. Dialah Panembahan Aryo Panuntun (Aryo) yang sanngup memukau perhatian para dewan juri Dacil (dai cilik) Idola 2013 yang diselenggarakan di salah satu swalayan di Jombang, Minggu (07/07).
Audisi Dacil se Jombang – Mojokoreto yang diselenggarakan untuk menyambut bulan suci Ramadlan tersebut diikuti lebih dari 100 peserta, dan Aryo mampu mengikuti audisi hingga final.
Meskipun persiapan menjelang final tersebut terbilang cukup terbatas, hanya 7 hari dan dalam kondisi kurang sehat, Aryo mampu menguasai panggung dengan hebat layaknya da’i kondang.
Ekspresi dan intonasi yang luar biasa inilah yang menjadikan penonton dan dewan juri memberikan tepuk tangan dan acungan jempol.
Bahkan dia juga mampu membawa suasana menjadi haru manakala dia meneteskan air mata saat melantunkan doa dan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Lantas saja, terlihat beberapa penonton ikut terbawa suasana hingga menangis terharu saat melihatnya.
Pada usia tiga tahun, Aryo sudah berani naik panggung. Untuk lebih mengasah mental, dia juga diikutkan sejumlah lomba ceramah dai cilik seperti saat ini. Penghargaan dan piala pun mengalir deras kepadanya.
Dari 12 peserta yang masuk final Aryo meraih juara 1 dan tergolong peserta paling kecil. Padahal aturan audisi dacil ini adalah usia 7 hingga 12 tahun.
“Kami sudah mempertimbangkan Aryo, soalnya dia sangat masuk dalam penilaian, masalah usiakan tidak masalah, yang penting saat dia tampil dipanggung” kata Ustad Sulhan salah satu juri kepada wartawan.
Sulhan juga berpesan kepada semua orang tua peserta untuk terus mengawal dan mengajari anaknya untuk tetap belajar berdakwah, sehingga bisa menjadi juru syi’ar yang matang.
Sementara itu, orang tua dari Aryo, Dimas Cokro Pamungkas yang juga sebagai ustadz dan da’i mengatakan dirinya tidak memaksa anaknya kelak untuk menjadi seorang da’i walaupun sejak usia dini Aryo sudah memiliki bakat tersebut. “Saya tidak memaksakan anak saya kelak harus jadi da’i, menjadi dai itu ‘songgone abot’ jadi ya harus dari panggilan hatinya sendiri,” ujar Dimas saat ditemui lokasi.
Bukan kali pertama aryo berceramah di depan umum, namun sebelumnya dia sepat mengisi acara pengajian Isra’ Mi’raj yang digelar Jamiyah Diba’ Kubro di Gudo dan di undang oleh DPRD Mojokerto. “Dia pernah mendapatkan juara tiga, padahal saat itu Aryo belum sekolah. Sedangkan yang juara satu dan dua bocah yang sudah duduk di kelas enam SD,” tambah Dimas bangga.