Da’i Cilik Dengan Segudang Prestasi
Inilah
da’i cilik yang masih duduk dibangku play group dan baru menginjak umur
4 tahun. Dialah Panembahan Aryo Panuntun (Aryo) yang sanngup memukau
perhatian para dewan juri Dacil (dai cilik) Idola 2013 yang
diselenggarakan di salah satu swalayan di Jombang, Minggu (07/07).
Audisi
Dacil se Jombang – Mojokoreto yang diselenggarakan untuk menyambut
bulan suci Ramadlan tersebut diikuti lebih dari 100 peserta, dan Aryo
mampu mengikuti audisi hingga final.
Meskipun persiapan menjelang
final tersebut terbilang cukup terbatas, hanya 7 hari dan dalam kondisi
kurang sehat, Aryo mampu menguasai panggung dengan hebat layaknya da’i
kondang.
Ekspresi dan intonasi yang luar biasa inilah yang menjadikan penonton dan dewan juri memberikan tepuk tangan dan acungan jempol.
Bahkan
dia juga mampu membawa suasana menjadi haru manakala dia meneteskan air
mata saat melantunkan doa dan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Lantas saja,
terlihat beberapa penonton ikut terbawa suasana hingga menangis terharu
saat melihatnya.
Pada usia tiga tahun, Aryo sudah berani naik
panggung. Untuk lebih mengasah mental, dia juga diikutkan sejumlah lomba
ceramah dai cilik seperti saat ini. Penghargaan dan piala pun mengalir
deras kepadanya.
Dari 12 peserta yang masuk final Aryo meraih
juara 1 dan tergolong peserta paling kecil. Padahal aturan audisi dacil
ini adalah usia 7 hingga 12 tahun.
“Kami sudah mempertimbangkan
Aryo, soalnya dia sangat masuk dalam penilaian, masalah usiakan tidak
masalah, yang penting saat dia tampil dipanggung” kata Ustad Sulhan
salah satu juri kepada wartawan.
Sulhan juga berpesan kepada
semua orang tua peserta untuk terus mengawal dan mengajari anaknya untuk
tetap belajar berdakwah, sehingga bisa menjadi juru syi’ar yang matang.
Sementara
itu, orang tua dari Aryo, Dimas Cokro Pamungkas yang juga sebagai
ustadz dan da’i mengatakan dirinya tidak memaksa anaknya kelak untuk
menjadi seorang da’i walaupun sejak usia dini Aryo sudah memiliki bakat
tersebut. “Saya tidak memaksakan anak saya kelak harus jadi da’i,
menjadi dai itu ‘songgone abot’ jadi ya harus dari panggilan hatinya
sendiri,” ujar Dimas saat ditemui lokasi.
Bukan kali pertama aryo
berceramah di depan umum, namun sebelumnya dia sepat mengisi acara
pengajian Isra’ Mi’raj yang digelar Jamiyah Diba’ Kubro di Gudo dan di
undang oleh DPRD Mojokerto. “Dia pernah mendapatkan juara tiga, padahal
saat itu Aryo belum sekolah. Sedangkan yang juara satu dan dua bocah
yang sudah duduk di kelas enam SD,” tambah Dimas bangga.