Jombang Siap Sambut Investor


Pengurus PWI Jombang Resmi Dilantik

Gus Solah Lepas Ribuan Peserta Napak Tilas Resolusi Jihad


Dari Tebuireng, Kaum Muda NU Terbitkan Resolusi Jihad Jilid II

Pilkades Serentak, Uang Ratusan Milyar Berseliweran di Jombang

Konsumen Perumahan di Tunggorono Jombang Ancam Mengadu ke Kemenpera

Klenteng Gudo Jombang Peringati 4 Tahun Wafatnya Gus Dur

Inayah Wahid: Gus Dur Bukan Tokoh Pluralisme

Reporter : Yusuf Wibisono
 

Jombang (beritajatim.com) - Bagi kebanyakan orang, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah tokoh pluralisme. Namun tidak demikian dengan pandangan Inayah Wahid. Putri Gus Dur ini menyebut bapaknya adalah tokoh humanisme atau kemanusiaan.

"Jadi saya sendiri tidak sepakat jika Gus Dur disebut tokoh pluralisme. Bapak saya tidak pernah membela pluralisme, tapi beliau membela kemanusiaan. Jadi lebih tepat kalau Gus Dur disebut bapak humanisme," kata Inayah saat menjadi pembicara sarasehan peringatan empat tahun meninggalnya Gus Dur di Klenteng Hong San Kiong, Gudo, Jombang, Sabtu (7/12/2013).

Inayah melanjutkan, selama hidup Gus Dur memang getol membela kelompok minoritas, salah satunya adalah golongan Tionghoa. Namun menurutnya yang dibela cucu pendiri NU tersebut bukan pluralismenya, melainkan kemanusiaan. "Gus Dur membela Tionghoa dan kelompok minoritas lainnya, karena mereka adalah manusia," katanya menambahkan.

Inayah masih ingat, saat bapaknya masih hidup pernah berpesan, jika meninggal kelak Gus Dur meminta makamnya ditulisi tokoh humanisme. Hanya saja, hingga saat ini pesan itu belum terlaksana. "Jadi sekali lagi, yang dibela Gus Dur itu manusianya," ujar putri bungsu Gus Dur ini.

Di hadapan forum, Inayah juga bercerita panjang lebar tentang metode Gus Dur dalam mendidik anak-anaknya. Menurutnya, seluruh anak Gus Dur diperlakukan sama. Gus Dur juga tidak pernah memaksakan keinginannya kepada sang buah hati.

"Demokrasi sudah diajarkan Gus Dur sejak dalam keluarga. Beliau tidak pernah memaksa anaknya harus ini dan itu. Kami hanya dikasih gambaran umum, setelah itu anaknya sendiri yang akan memilih," katanya berkisah.

Sementara itu, Joaquin F. Monseratte, Konjen Amerika Serikat yang juga menjadi pembicara dalam sarasehan itu menyamakan Gus Dur dengan tokoh kemanusian asal Afrika Selatan yang baru saja meninggal dunia, Nelson Mandela. "Kami sangat kehilangan meninggalnya dua tokoh tersebut. Gus Dur dan Nelson Mandela sama-sama pejuang kemanusiaan," ujarnya.

Selain Inayah dan Joaquin F. Monseratte, tiga pembicara lain yang tampil adalah KH Salahuddin Wahid (Pengasuh Ponpes Tebuireng), Putu Sutawijaya (Seniman), serta Bingky Irawan (tokoh pluralis). Usai saresehan seluruh tokoh lintas agama dan hadirin menggelar doa bersama di depan Klenteng Hong San Kiong. Doa tersebut ditujukan khusus untuk Gus Dur.

Digelarnya peringatan empat tahun meninggalnya Gus Dur di Kleteng Gudo mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Salah satunya adalah Ketua IPSNU (Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama) Kecamatan Gudo, Dimas Cokro Pamungkas atau Gus Dimas. Dia berharap acara serupa bisa digelar rutin tiap tahun. Dengan begitu, nilai-nilai perjuangan Gus Dur semakin membumi di Indonesia.

"Karena Gus Dur bukan hanya milik warga nahdliyin. Gus Dur sudah menjadi bapak bangsa, sehingga seluruh kotmponen bangsa ini iku memiliki. Kami juga sepakat kalau bulan Desember dijadikan bulan Gus Dur," ujar Gus Dimas ketika ditemui terpisah. [suf/kun]

Pelantikan 280 Kades di Pendopo Kabupaten Jombang Diwarnai Unjuk Rasa Warga Genukwatu Ngoro

Jombang - Pelantikan massal 280 Kepala Desa (kades) diwarnai unjukrasa di pendopo Kabupaten Jombang. Sekitar 100 warga Desa Genukwatu Kecamatan Ngoro melakukan aksi protes pilkades di desanya, Kamis (5/12/2012) kemarin.

Rombongan massa datang dengan mengendarai satu truk dan beberapa minibus, serta sejumlah sepeda motor. Dalam aksinya, warga menuntut Bupati Jombang Nyono Suharli untuk menunda pelantikan Sudirman, calon kepala desa (Cakades) terpilih Genuwatu, karena warga sudah mengirimkan surat gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jatim di Surabaya.

Sementara di pendopo, Bupati Nyono memimpin jalannya pelantikan 280 kades yang terpilih dalam pilkades serentak 27 Nopember yang lalu. Massa baru bisa masuk jalan depan pendopo setelah acara usai.

Sekitar satu jam warga berdemo di depan pendopo. Kemudian beberapa perwakilan warga diterima Bupati Nyono Suharli untuk menyampaikan tuntutannya. Setelah usai menerima perwakilan warga, Bupati menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tidak bisa menunda pelantikan kades terpilih Genukwatu maupun menganulirnya.

“Kami hanya bisa menganulir jika memang ada putusan PTUN. Karena itu kami dan jenengan semua harus menunggu putusan PTUN. Percayalah, apapun putusan PTUN, kami siap melaksanakan,” kata Nyono. (fma)
 

Penjual Sosis Keliling Nyaleg DPRD Jombang

Jombang - Tak selamanya maju menjadi Calon Legislatif (Caleg) harus kuat finansial. Biasanya para caleg menampilkan gambar dirinya pada baliho ukuran besar di berbagai tempat. Namun beda halnya dengan Ali (37), warga Desa Plandi Kecamatan Jombang Kota.

Ali bukanlah seorang caleg yang mempunyai kekuatan finansial seperti caleg pada umumnya. Caleg dari PKS (Partai Keadilan Sosial) dengan nomor urut 6 ini berprofesi sebagai penjual sosil keliling. Dengan gerobaknya, ia keliling menjajakan dagangannya. Mulai dari mangkal di sekolah-sekolah pada pagi hari dan keliling kampung pada sore hari.

"Kalau pagi jualan di TK Bapin dan SD Plandi. Kalau sorenya jualan keliling dan mangkal di sekitar masjid, biasanya banyak anak-anak yang sedang mengaji," kata pria lulusan STM Dwija Bhakti Jombang itu.

Dalam menghadapi pemilu 2014 mendatang, Ali sudah menyiapkan strategi sosialisasinya. Salah satu diantaranya adalah sambil keliling menjajakan dagangannya, ia tak lupa membawa stiker kecil bergambar dirinya untuk dibagi-bagikan. Semangat suami dari Yuni Istikomah ini tak boleh dipandang sebelah mata. Ia yakin dapat merebut kursi di DPRD Jombang.

Soal karir politik, pria berbadan gempal itu masuk sebagai anggota PKS setahun yang lalu. Sampai dengan kemudian ia dipercaya sebagai Ketua Ranting PKS Desa Plandi. Tak hanya membagikan stiker sebagai media sosialisasinya, caleg yang masuk di daerah pemilihan (Dapil) Jombang VI (Kecamatan Jombang dan Peterongan itu juga menghubungi saudara-saudarnya untuk membantu melakukan sosialisasi. Selain itu, ia juga sudah mempunyai 20 orang simpul yang sukarela bergabung menjadi tim sukses Ali.

"Kalau nanti terpilih, saya akan memperjuangkan kesejahteraan fakir miskin dan anak yatim. Selain itu, juga mengupayakan permodalan bagi pengusaha kecil, pedagang asongan, dan pedagang kaki lima," ujar Ali, Rabu (4/12/2013). fma
 

Foto: Rabu, 4 Desember 2013
Penjual Sosis Keliling Nyaleg DPRD Jombang

Jombang - Tak selamanya maju menjadi Calon Legislatif (Caleg) harus kuat finansial. Biasanya para caleg menampilkan gambar dirinya pada baliho ukuran besar di berbagai tempat. Namun beda halnya dengan Ali (37), warga Desa Plandi Kecamatan Jombang Kota.

Ali bukanlah seorang caleg yang mempunyai kekuatan finansial seperti caleg pada umumnya. Caleg dari PKS (Partai Keadilan Sosial) dengan nomor urut 6 ini berprofesi sebagai penjual sosil keliling. Dengan gerobaknya, ia keliling menjajakan dagangannya. Mulai dari mangkal di sekolah-sekolah pada pagi hari dan keliling kampung pada sore hari.

"Kalau pagi jualan di TK Bapin dan SD Plandi. Kalau sorenya jualan keliling dan mangkal di sekitar masjid, biasanya banyak anak-anak yang sedang mengaji," kata pria lulusan STM Dwija Bhakti Jombang itu.

Dalam menghadapi pemilu 2014 mendatang, Ali sudah menyiapkan strategi sosialisasinya. Salah satu diantaranya adalah sambil keliling menjajakan dagangannya, ia tak lupa membawa stiker kecil bergambar dirinya untuk dibagi-bagikan. Semangat suami dari Yuni Istikomah ini tak boleh dipandang sebelah mata. Ia yakin dapat merebut kursi di DPRD Jombang.

Soal karir politik, pria berbadan gempal itu masuk sebagai anggota PKS setahun yang lalu. Sampai dengan kemudian ia dipercaya sebagai Ketua Ranting PKS Desa Plandi. Tak hanya membagikan stiker sebagai media sosialisasinya, caleg yang masuk di daerah pemilihan (Dapil) Jombang VI (Kecamatan Jombang dan Peterongan itu juga menghubungi saudara-saudarnya untuk membantu melakukan sosialisasi. Selain itu, ia juga sudah mempunyai 20 orang simpul yang sukarela bergabung menjadi tim sukses Ali.

"Kalau nanti terpilih, saya akan memperjuangkan kesejahteraan fakir miskin dan anak yatim. Selain itu, juga mengupayakan permodalan bagi pengusaha kecil, pedagang asongan, dan pedagang kaki lima," ujar Ali, Rabu (4/12/2013). fma

Tuntut Pilkades Ulang, Ratusan Warga Morosunggingan Peterongan Jombang Demo di depan Pemkab

Jombang - Warga Desa Morosunggingan Kecamatan Peterongan melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Pemkab Jombang. Ratusan warga itu menuntut digelarnya pilkades ulang, karena dalam pilkades yang sudah digelar 27 Desember lalu dinilai penuh kecurangan, Selasa (3/12/2013).

Para demonstran datang dengan mengendarai truk. Begitu tiba di depan Kantor Pemkab Jombang, mereka langsung membentangkan spanduk tuntutan. Salah satu diantara mereka melakukan orasi secara bergantian. "Panitia telah melakukan kecurangan. Kami menuntut agar dilaksanakan pilkades ulang," teriak Wakijan, salah satu pendemo.

Aksi pendemo ditengarai adanya dugaan panitia pilkades menyembunyikan kartu suara hingga lebih dari 50 orang pemilih.
Selain itu, disinyalir ada kecurangan dari salah satu calon di desa tersebut.
Para pendemo juga mengancam, jika Bupati tetap melantik kades tepilih, warga akan terus melakukan unjuk rasa dengan masa yang lebih besar.

Pendemo menilai panitia tidak bekerja secara profesional, lantaran ada warga yang hendak mencoblos dihambat dengan cara menahan surat panggilan para pemilih lebih dari 50 orang. Sedangkan hasil penghitungan terdapat selisih antara pemenang dengan calon lain hanya 14 suara. (fma)

Diduga Ada Kecurangan, Warga Dukuhdimoro Mojoagung Jombang Minta Pilkades Diulang

Jombang - Sejumlah warga Desa Dukuhdimoro Kecamatan Mojoagung menuntut pelaksanaan pilkades diulang. Sukarjun, salah satu cakades Desa Dukuhdimoro melaporkan adanya dugaan kecurangan dalam pilkades, yakni adanya pemilih dari luar desa yang ikut memberikan suara.

"Ada pihak luar yang ikut mencoblos. Selain itu, usianya masih di bawah umur. Kami meminta Bupati Jombang agar pelaksanaan pilkades di Desa Dukuhdimoro diulang," kata Sukarjun, Senin (2/12/2013).

Pemilih 'siluman' itu diketahui usianya sekitar 15 tahun dan berasal dari sebuah panti asuhan Yayasan Miftahus Saadah Desa Mancilan Kecamatan Mojoagung. Sukarjun yang kalah dalam pencalonan ini mengatakan, dalam penyelidikannya ia menemukan sebanyak 26 bocah yang diduga ikut mencoblos di lokasi pilkades. Ia juga menuding panita pilkades juga melakukan pembiaran terkait munculnya pemilih siluman tersebut.

Dikonfirmasi terkait masalah itu, Imam Subagyo, Ketua Panitia Pilkades Dukuhdimoro ketika mengatakan, pihaknya membenarkan adanya seorang bocah yang tertangkap ketika hendak mencoblos. Ia mengaku bahwa panitia sudah melakukan tahapan proses pilkades sesuai dengan prosedur. "Memang ada satu pemilih di bawah umur yang tertangkap, tapi dia belum mencoblos," kata Imam. (fma)

Berusaha Memadamkan Api, Basir Asal Diwek Jombang Tewas Terbakar di Kebun Tebu

Jombang - Naas dialami Basir (68), seorang perangkat desa Dusun/Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek, ia tewas terbakar di sebuah kebun tebu, Sabtu (30/11/2013).

Berdasarkan keterangan saksi, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 10.15 WIB. Awalnya korban bersama beberapa orang berusaha membersihkan daun tebu sisa tebangan. Setelah terkumpul, sisa daun tebu itu kemudian dibakar.

Namun tiba-tiba saja hembusan angin yang cukup kuat membuat kobaran api langsung membesar. Bahkan, kobaran api merembet ke lahan tebu milik Tahal, warga Desa Ketanon Kecamatan Diwek. Korban pun berusaha memadamkannya. Rekan-rekannya sudah memberi peringatan, namun korban tetap saja berusaha memadamkannya.

Api yang membesar ditambah hembusan angin yang kencang, seketika menyambar tubuh Basir. Beberapa rekannya berusaha menolongnya dan berhasil menjauhkannya dari kobaran api. Namun sayangnya, kobaran api yang sempat membakar tubuhnya, membuat korban meninggal dengan kondisi tubuh hangus terbakar. Atas kejadian itu, warga melapor ke polsek setempat.

"Korban meninggal karena terbakar ketika berusaha memadamkan kobaran api. Hampir seluruh tubuhnya hangus," kata AKP Sugeng Widodo, Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang. (fma)

Tabrakan Beruntun 3 Truk di Keplaksari Jombang, Satu Orang Sopir Tewas

Jombang - Kecelakaan beruntun terjadi di jalan raya Soekarno-Hatta Keplaksari Jombang melibatkan 3 buah truk. Afrijal Munif (23), warga Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto yang mengemudikan truk pengangkut ayam tewas karena terjepit dashboard, Sabtu (30/11/2013)

Dikonfirmasi tentang kecelakaan tersebut, Ipda Darul Asifin, Kanitlaka Satlantas Polres Jombang mengatakan, kecelakaan tersebut bermula saat Afrijal mengemudikan truk bermuatan ayam dari arah barat dengan kecepatan tinggi. Ia tidak menyangka kalau beberapa meter didepannya ada trafick light menyala merah. Ia pun berusaha menginjak tuas rem.
Namun sayangnya jarak yang begitu dekat membuatnya hilang keseimbangan. Truk yang ia kemudikan menabrak dua kendaraan di depannya. Kontan saja terjadi benturan keras antara truk yang dikemudikan Afrijal dengan truk di depannya dan secara beruntun menabrak mobil boks. Tabrakan itu mengakibatkan Afrijal terjepit dashboard truk.


Mengetahui kejadian itu, pengguna jalan yang lain bersama polisi yang tak jauh dari lokasi langsung memberikan pertolongan. Mereka berusaha mengeluarkan Afrijal yang terjepit dashboard. Sayangnya, saat berhasil dikeluarkan dari jepitan dashboard, Afrijal sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Sementara itu, Muhammad Irwan (32), kenek truk pengangkut ayam hanya mengalami luka ringan pada bagian kaki. (fma)
 



Foto: Sabtu, 30 Nopember 2013
Tabrakan Beruntun 3 Truk, Satu Orang Sopir Tewas

Jombang - Kecelakaan beruntun terjadi di jalan raya Soekarno-Hatta Keplaksari Jombang melibatkan 3 buah truk. Afrijal Munif (23), warga Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto yang mengemudikan truk pengangkut ayam tewas karena terjepit dashboard, Sabtu (30/11/2013). 

Dikonfirmasi tentang kecelakaan tersebut, Ipda Darul Asifin, Kanitlaka Satlantas Polres Jombang mengatakan, kecelakaan tersebut bermula saat Afrijal mengemudikan truk bermuatan ayam dari arah barat dengan kecepatan tinggi. Ia tidak menyangka kalau beberapa meter didepannya ada trafick light menyala merah. Ia pun berusaha menginjak tuas rem.

Namun sayangnya jarak yang begitu dekat membuatnya hilang keseimbangan. Truk yang ia kemudikan menabrak dua kendaraan di depannya. Kontan saja terjadi benturan keras antara truk yang dikemudikan Afrijal dengan truk di depannya dan secara beruntun menabrak mobil boks. Tabrakan itu mengakibatkan Afrijal terjepit dashboard truk.

Mengetahui kejadian itu, pengguna jalan yang lain bersama polisi yang tak jauh dari lokasi langsung memberikan pertolongan. Mereka berusaha mengeluarkan Afrijal yang terjepit dashboard. Sayangnya, saat berhasil dikeluarkan dari jepitan dashboard, Afrijal sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Sementara itu, Muhammad Irwan (32), kenek truk pengangkut ayam hanya mengalami luka ringan pada bagian kaki. (fma)

Dua Pengedar Pil Koplo Asal Peterongan Jombang Dibekuk Polisi dalam Acara Perayaan Kemenangan Kades

Jombang - Dua pengedar pil koplo dibekuk petugas Kepolisian Resor Jombang, mereka adalah Amin (18), warga Dusun Balongganggang Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan dan Abdul Wahid (31), warga Dusun Jegrek Desa Bongkot Kecamatan Peterongan, Kamis (28/11/2013) malam. Keduanya ditangkap saat merayakan pesta kemenangan calon kades yang mereka dukung.

Berdasarkan informasi warga, petugas melakukan penyelidikan di dusun Balongganggang. Dari hasil penyelidikan, petugas mengantungi dua nama tersangka yang diduga kuat sebagai pelakunya. Selanjutnya, petugas mendapat informasi bahwa tersangka hendak melakukan transaksi dengan pelanggannya Kamis malam.

Sekitar pukul 19.30 WIB, beberapa petugas melakukan penyamaran dan mendatangi lokasi yang dimaksud. Saat pengamatan, petugas melihat kedua pelaku sedang berada di warung sembari menikmati barang haram tersebut. Tak ingin kehilangan kesempatan, petugas langsung membekuk mereka.

Tersangka sempat mengelak, namun keduanya tak berkuti saat petugas menumakan barang bukti sebanyak 297 butir pil dobel L dari tangan mereka. Tersangka langsung digelandang ke Mapolres Jombang.

"Dugaan sementara, mereka adalah pengguna sekaligus pengedar pil koplo. Kini kasus tersebut dalam penyelidikan lebih lanjut guna mengungkap jaringannya. Kedua tersangka kami tahan guna menjalani proses hukum selanjutnya," jelas AKP Sugeng Widodo, Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, Jumat (29/11/2013). (fma)

Seorang Petani Bareng Jombang Tewas Tersengat Perangkap Tikus

Jombang - Naas dialami Muji Santoso (37), petani asal Dusun Kuwik, Desa Bareng Kecamatan Bareng, ia tewas setelah tersengat jebakan tikus berarus listrik. Korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di areal persawahan dekat rumahnya, Jum'at (29/11/2013).

Berdasarkan keterangan dua orang saksi, kejadian tersebut diketahui saat dua orang tersebut sedang melintas pematang sawah desa setempat. Tiba-tiba mereka melihat tubuh korban yang tergeletak di pertigaan pematang sawah milik kepala dusun.

Korban ditemukan dalam kondisi tidak bergerak sama sekali. Kaki kiri dan tangan kirinya tersangkut kabel perangkap tikus. Sedangkan pada tangan kanan korban ada sebuah tas kresek yang berisi bangkai tikus. Warga pun menduga kalau korban meninggal karena tersengat arus listrik. Mereka segera memadamkan aliran listrik pada perangkap tikus. "Sumber listrik perangkap tikus itu berasal dari rumah Pak Muji," ujar Sunaryo, salah satu saksi.

Atas kejadian tersebut, warga segera melapor ke Polsek Bareng. "Kuat dugaan korban meninggal akibat tersengat listrik perangkap tikus yang dipasangnya di sawah. Berdasarkan visum, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban," kata AKP Sugeng Widodo, Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, Jum'at (29/11/2013).

Kamar Kos Gubsur Jombang Dicongkel Maling, 3 Ponsel dan 1 Tablet Raib

Jombang - Apes dialami Ribut Aksana Hadi Putro (28), salah satu penghuni rumah kos di Jl Gubernur Suryo Jombang. Saat pulang kerja, ia mendapati pintu kamar kosnya telah dicongkel. Sejumlah barang miliknya lenyap dari kamar kos tersebut. Atas kejadian tersebut, ia melapor ke Polisi, Kamis (28/11/2013).

Ribut baru mengetahui kejadian tersebut baru saat dirinya pulang kerja, sekitar pukul 14.00 WIB. Ia langsung kaget saat melihat pintu kamar kosnya sudah dalam kondisi terbuka. Terdapat bekas congkelan pada pintu kamar kosnya. Selanjutnya ia memeriksa isi kamar kosnya, sejumlah barang miliknya raib. Diantaranya 3 unit ponsel dan sebuah tablet ukuran 10 inci.

Kemudian ia bertanya kepada beberapa penghuni kamar kos lainnya. Namun, tak satu pun diantara mereka yang mengetahuinya. Atas kejadian itu ia melapor ke Polres Jombang.

"Kami sudah menerima laporan korban, kami segera melakukan penyelidikan," kata AKP Sugeng Widodo, Kasubbag Humas Polres Jombang, Kamis (28/11/2013).

Tanpa Sebab, Arif Siswanto Asal Plandi Jombang Babak Belur Dikeroyok Sejumlah Pemuda

Jombang - Arif Siswanto (25), warga Desa Plandi Kecamatan Jombang Kota dikeroyok sejumlah pemuda. Akibat pengeroyokan tersebut, Arif menderita luka memar di bagian kepala dan wajahnya. Korban melaporkan ke Polisi Moh Anam (31), warga Dusun Bote Desa Kedawong Kecamatan Diwek, yang merupakan satu pelaku yang dikenal korban, Rabu (27/11/2013).

Berdasarkan laporan korban, pengeroyokan terjadi saat korban hendak mengantarkan temannya untuk bekerja di sebuah toko buku di Jl Dr Sutomo Jombang, sekitar pukul 08.00 WIB. Saat melintas di sekitar alun-alun Jombang, tiba-tiba dari arah belakang, korban dipukul terlapor dengan menggunakan helm. Korban segera menghentikan laju motornya, dan menanyakan alasan dirinya tiba-tiba dipukul.

Bukannya mendapatkan jawaban, terlapor bersama temannya langsung menghajar korban. Sejumlah pukulan mengenai tubuh korban, tak hanya itu saja, terlapor juga kembali memukul korban dengan menggunakan helm. Terlapor memaksa korban untuk mengantarkan kembali temannya ke rumah. Khawatir kembali dikeroyok, korban menuruti permintaan terlapor.

Setiba di rumahn temannya, korban tak juga mendapatkan jawaban yang diinginkan, melainkan kembali dihajar terlapor dan kawan-kawannya. Setelah puas menghajar, korban dipaksa pergi.

Atas kejadian itu, korban melapor ke polisi. "Kami sudah merema laporan korban. Guna pemeriksaan lebih lanjut korban menjalani visum. Kini kami masih kumpulkan keterangan saksi-saksi. Yang jelas terlapor juga akan segera kami panggil untuk diperiksa," kata AKP Sugeng Widodo, Kasubbag Humas Polres Jombang, Kamis (28/11/2013). (fma)

Motor Amblas Gara-gara Dicegat Anggota TNI Gadungan di Depan SMADA Jombang

Jombang - Perampasan motor kembali terjadi di Kota Santri. Kali ini pelaku yang mengaku sebagai anggota TNI melakukan perampasan motor di depan SMAN 2 Jombang jalan Wahidin Sudirohusodo, Minggu (24/11/2013) sekitar pukul 19.30 WIB.

Kejadian tersebut bermula saat Relodiva Pandu Permana (17), hendak membeli jam tangan di salah satu toko di kawasan Jombang Kota. korban berboncengan dengan seorang temannya. Pada saat melintas di depan SMAN 2 Jombang, tiba-tiba saja korban dihentikan oleh dua orang berbadan tegap. Salah satu dari pelaku mengaku anggota TNI.

Dua orang pelaku itu menuduh Relodiva dan teman-temannya telah melakukan pengeroyokan terhadap keponakan pelaku. Berdalih menyelesaikan masalah, korban kemudian diajak menemui keponakannya. Tentu saja korban merasa kebingungan, karena merasa tidak pernah melakukan pengeroyokan. Pelaku terus mendesak, korban akhirnya menuruti permintaan pelaku. Relodiva kemudian dibonceng oleh pelaku yang berambut cepak itu dengan mengendarai motor pelaku. Sedangkan teman Relodiva bersama dengan satu orang pelaku lainnya menunggu di depan SMAN 2 Jombang.

Namun saat di tengah perjalanan, tiba-tiba korban diturunkan. Pelaku berambut cepak beralasan hendak menjemput teman korban yang satunya lagi. Beberapa saat kemudian, pelaku yang satunya meminjam sepeda motor korban. Kepada teman Relodiva, pria itu mengatakan telah mendapat informasi bahwa masalah sudah diselesaikan, ia hendak menyusul Relodiva. Sejurus kemudian, pelaku kedua pun meninggalkan teman Relodiva.

Setelah menunggu cukup lama, pria asing tersebut tak kunjung datang. Akhirnya, korban memutuskan untuk melaporkan kasus tersebut ke polisi. "Kami sudah menerima laporan dari korban terkait perampasan motor yang menimpanya. Saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan guna mengungkap pelaku," kata AKP Sugeng Widodo, Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, Selasa (26/11/2013).

Gadis Bareng Jombang Yulia Febriyani Hilang!

Jombang - Yulia Febriyani (15), gadis asal Desa Ngrimbi Kecamatan Bareng sudah satu minggu ini hilang dari rumah. Terakhir, siswi SMK Widjaya Ngoro itu berpamitan berangkat ke sekolah dengan mengendarai motornya.

Yuli Rusiyadi (49), orang tua korban melaporkan kejadian itu ke polisi dan ke LPPA (Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak). Yuli menjelaskan, terakhir putrinya pamit berangkat sekolah mengendarai motor Revo hitam S 4720 YQ. Tidak pernah ada keanehan pada anaknya. Ihwal hilangnya Yulia pada Senin, pekan lalu.

Muhammad Solahuddin, Direktur LPPA Jombang menyebarkan gambar gadis asal Desa Ngrimbi tersebut. Ada dugaan Yulia menjadi korban traficking . Pasalnya, korban hilang bersama motor yang digunakan berangkat sekolah. Selain itu, sehari sebelum hilang, Yulia sempat menerima telepon dari seorang pria misterius.
 
 
Foto: Senin, 25 Nopember 2013 
Sudah Sepekan Yulia Febriyani Hilang

Jombang - Yulia Febriyani (15), gadis asal Desa Ngrimbi Kecamatan Bareng sudah satu minggu ini hilang dari rumah. Terakhir, siswi SMK Widjaya Ngoro itu berpamitan berangkat ke sekolah dengan mengendarai motornya.

Yuli Rusiyadi (49), orang tua korban melaporkan kejadian itu ke polisi dan ke LPPA (Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak). Yuli menjelaskan, terakhir putrinya pamit berangkat sekolah mengendarai motor Revo hitam S 4720 YQ. Tidak pernah ada keanehan pada anaknya. Ihwal hilangnya Yulia pada Senin, pekan lalu. 

Muhammad Solahuddin, Direktur LPPA Jombang menyebarkan gambar gadis asal Desa Ngrimbi tersebut. Ada dugaan Yulia menjadi korban traficking . Pasalnya, korban hilang bersama motor yang digunakan berangkat sekolah. Selain itu, sehari sebelum hilang, Yulia sempat menerima telepon dari seorang pria misterius.