Rabu, 30 April 2014 19:13:11
Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - RSUD Jombang diduga menahan mayat seorang bayi. Pemicunya ortu bayi tersebut belum bisa melunasi biaya persalinan. Praktis terjadi ketegangan saat ortu bayi mengambil jasad sang anak.
Cerita pilu itu dialami pasangan suami istri (pasutri) Wisnu Wardana (28) dan Gunarti (26), warga Dusun Weru, Desa Mojongapit, Kecamatan Jombang Kota. "Anak saya ditahan sekitar 11 jam di RSUD Jombang. Karena memang saya belum bisa melunasi biaya persalinan," kata Wisnu
saat mengambil jasad anaknya di RSUD Jombang, Rabu (30/4/2014) sore.
Wisnu menjelaskan, anaknya yang baru dilahirkan itu meninggal di RSUD Jombang sekitar pukul 05.00 WIB. Namun, jasad jabang bayi tersebut tidak diperkenankan dibawa pulang oleh pihak RSUD. Alasannya, keluarga Wisnu belum melunasi biaya persalinan.
Sebagai solusi, Wisnu kemudian memberikan jaminan berupa KTP agar jasad sang anak bisa segera dikebumikan. Namun lagi-lagi pihak rumah sakit bersikukuh menahan. Biaya yang harus dibayar oleh Wisnu mencapai Rp 1,5 juta. "Total biaya yang harus saya bayar sebesar Rp 1,5 juta. Karena belum mempunyai uang sebanyak itu, akhirnya saya membayar Rp 500 ribu dan
jaminan KTP. Namun pihak rumah sakit tetap saja tidak mengijinkan jasad anak saya pulang," kata Wisnu menambahkan.
Saking jengkelnya, Wisnu kemudian menawarkan selembar sertifikat untuk jaminan biaya. Hanya saja, bagian administrasi rumah sakit menolaknya. "Saya tetap diminta membayar 50 persen dari total biaya. Akhirnya saya pulang cari pinjaman uang," katanya lagi.
Nah, sekitar pukul 15.00 WIB, Wisnu kembali ke rumah sakit yang berada di Jl Wahid Hasyim Jombang itu. Wisnu tetap saja tidak membawa uang, karena sudah keliling cari pinjaman hasilnya tetap nihil. Namun kali ini dia datang dengan membawa sejumlah tetangganya.
Mereka kemudian beramai-ramai memprotes pihak manajemen RSUD Jombang.Layaknya orang demo, mereka juga menggebrak meja yang ada di ruang UGD. Ketegangan antara pasien dan manajemen itu berlangsung sekitar satu jam. Praktis, hal itu memantik pasien lainnya untuk melihat.
Ketegangan itu baru mereda ketika petugas RSUD melunak dan mengambil jalan tengah. Yakni, jasad jabang bayi itu bisa dibawa pulang setelah Wisnu menandatangani surat pernyataan siap melunasi kekurangan biaya persalinan. "Tidak menggunakan ambulan. Jasad tersebut saya bawa
pulang dengan motor," pungkas Wisnu.
Dirtektur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran tidak berada di tempat ketika sejumlah wartawan hendak melakukan konfirmasi. "Saya sudah berada di rumah. Kalau konformasi silahkan ke rumah," kata Pudji ketika dihubungi lewat ponselnya. [suf/ted]
Reporter : Yusuf Wibisono
Berita Terkait
Jombang (beritajatim.com) - RSUD Jombang diduga menahan mayat seorang bayi. Pemicunya ortu bayi tersebut belum bisa melunasi biaya persalinan. Praktis terjadi ketegangan saat ortu bayi mengambil jasad sang anak.
Cerita pilu itu dialami pasangan suami istri (pasutri) Wisnu Wardana (28) dan Gunarti (26), warga Dusun Weru, Desa Mojongapit, Kecamatan Jombang Kota. "Anak saya ditahan sekitar 11 jam di RSUD Jombang. Karena memang saya belum bisa melunasi biaya persalinan," kata Wisnu
saat mengambil jasad anaknya di RSUD Jombang, Rabu (30/4/2014) sore.
Wisnu menjelaskan, anaknya yang baru dilahirkan itu meninggal di RSUD Jombang sekitar pukul 05.00 WIB. Namun, jasad jabang bayi tersebut tidak diperkenankan dibawa pulang oleh pihak RSUD. Alasannya, keluarga Wisnu belum melunasi biaya persalinan.
Sebagai solusi, Wisnu kemudian memberikan jaminan berupa KTP agar jasad sang anak bisa segera dikebumikan. Namun lagi-lagi pihak rumah sakit bersikukuh menahan. Biaya yang harus dibayar oleh Wisnu mencapai Rp 1,5 juta. "Total biaya yang harus saya bayar sebesar Rp 1,5 juta. Karena belum mempunyai uang sebanyak itu, akhirnya saya membayar Rp 500 ribu dan
jaminan KTP. Namun pihak rumah sakit tetap saja tidak mengijinkan jasad anak saya pulang," kata Wisnu menambahkan.
Saking jengkelnya, Wisnu kemudian menawarkan selembar sertifikat untuk jaminan biaya. Hanya saja, bagian administrasi rumah sakit menolaknya. "Saya tetap diminta membayar 50 persen dari total biaya. Akhirnya saya pulang cari pinjaman uang," katanya lagi.
Nah, sekitar pukul 15.00 WIB, Wisnu kembali ke rumah sakit yang berada di Jl Wahid Hasyim Jombang itu. Wisnu tetap saja tidak membawa uang, karena sudah keliling cari pinjaman hasilnya tetap nihil. Namun kali ini dia datang dengan membawa sejumlah tetangganya.
Mereka kemudian beramai-ramai memprotes pihak manajemen RSUD Jombang.Layaknya orang demo, mereka juga menggebrak meja yang ada di ruang UGD. Ketegangan antara pasien dan manajemen itu berlangsung sekitar satu jam. Praktis, hal itu memantik pasien lainnya untuk melihat.
Ketegangan itu baru mereda ketika petugas RSUD melunak dan mengambil jalan tengah. Yakni, jasad jabang bayi itu bisa dibawa pulang setelah Wisnu menandatangani surat pernyataan siap melunasi kekurangan biaya persalinan. "Tidak menggunakan ambulan. Jasad tersebut saya bawa
pulang dengan motor," pungkas Wisnu.
Dirtektur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran tidak berada di tempat ketika sejumlah wartawan hendak melakukan konfirmasi. "Saya sudah berada di rumah. Kalau konformasi silahkan ke rumah," kata Pudji ketika dihubungi lewat ponselnya. [suf/ted]