Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Jalan tol Mojokerto - Jombang seksi 1 yang membentang dari Kecamatan Bandarkedungmulyo hingga Tembelang, dipastikan bisa dilalui kendaraan umum saat arus mudik lebaran mendatang.
Hal itu menyusul telah selesainya proses pembebasan lahan yang dilakukan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) dan Tim Pengadaan Tanah (TPT), di Desa Sidomulyo dan Pesantren, Rabu (7/5/2014).
Pelaksanaan pembebasan fisik tersebut dilakukan terhadap sebidang tanah seluas 3.113 m2 yang di atasnya berdiri bangunan untuk penggilingan padi, yang berada di Desa Sidomulyo Kecamatan Megaluh, Jombang. Selain itu, pembebasan lahan juga dilakukan di Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Jombang terhadap 14 bidang tanah serta bangunannya, dan 5 bidang tanah dengan total luas mencapai 3.946 m2. "Dengan pelaksanaan fisik lahan hari ini, maka sudah 100 persen lahan di seksi 1 kita bebaskan. Harapan kami, pada saat lebaran nanti, ruas tol ini sudah bisa dioperasikan untuk arus mudik," ujar Bambang Cahyono, Ketua TPT Tol Moker.
Proses pengosongan lahan di dua lokasi tersebut berlangsung kondusif tanpa ada penolakan dari warga pemilik lahan. Kabar akan adanya demo besar-besaran yang dilakukan warga pemilik lahan hanya isapan jempol. Menurut Oon, sapaan Bambang Cahyono, hal tersebut terjadi lantaran warga pemilik lahan yang terkena proyek pembangunan jalan tol, sudah menerima Uang Ganti Rugi (UGR) yang diberikan P2T. "Untuk nominal masing-masing warga, berbeda nilainya, disesuaikan dengan luas lahan dan bangunannya," katanya menambahkan.
Untuk membangun tol Trans Jawa, Mojokerto - Kertosono (Moker) sepanjang 40,5 kilometer ini diperlukan lahan sekitar 1,3 juta meter persegi, yang dimiliki oleh sekitar 1.500 warga. Lahan yang dibutuhkan itu posisinya berada di 35 desa di Kabupaten Mojokerto dan Jombang.
Walhasil, proses pengadaan tanah itu dari hari ke hari menunjukkan perkembangan yang positif. Warga pemilik lahan sudah mulai paham akan pentingnya proyek pembangunan jalan tol untuk mengurai kemacetan. "Pemahaman bahwa jalan tol ini untuk kepentingan umum, sudah mulai ditunjukkan warga pemilik lahan," ujarnya.
Sementara itu Ir Rinaldi, Direktur Teknik PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) selaku pemegang hak konsesi jalan tol Moker menambahkan, pihaknya optimistis bisa memenuhi harapan TPT untuk menyelesaikan konstruksi jalan tol sebelum masuk lebaran.
"Kami optimistis sebelum arus mudik tiba, jalan tol seksi 1 ini sudah bisa dilalui kendaraan untuk umum. Apalagi kondisi cuaca saat ini cukup panas, sehingga sangat mendukung proses pekerjaan kami di lapangan," kata Rinaldi ketika ditemui di tempat yang sama. [suf/ted]
Jombang (beritajatim.com) - Jalan tol Mojokerto - Jombang seksi 1 yang membentang dari Kecamatan Bandarkedungmulyo hingga Tembelang, dipastikan bisa dilalui kendaraan umum saat arus mudik lebaran mendatang.
Hal itu menyusul telah selesainya proses pembebasan lahan yang dilakukan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) dan Tim Pengadaan Tanah (TPT), di Desa Sidomulyo dan Pesantren, Rabu (7/5/2014).
Pelaksanaan pembebasan fisik tersebut dilakukan terhadap sebidang tanah seluas 3.113 m2 yang di atasnya berdiri bangunan untuk penggilingan padi, yang berada di Desa Sidomulyo Kecamatan Megaluh, Jombang. Selain itu, pembebasan lahan juga dilakukan di Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Jombang terhadap 14 bidang tanah serta bangunannya, dan 5 bidang tanah dengan total luas mencapai 3.946 m2. "Dengan pelaksanaan fisik lahan hari ini, maka sudah 100 persen lahan di seksi 1 kita bebaskan. Harapan kami, pada saat lebaran nanti, ruas tol ini sudah bisa dioperasikan untuk arus mudik," ujar Bambang Cahyono, Ketua TPT Tol Moker.
Proses pengosongan lahan di dua lokasi tersebut berlangsung kondusif tanpa ada penolakan dari warga pemilik lahan. Kabar akan adanya demo besar-besaran yang dilakukan warga pemilik lahan hanya isapan jempol. Menurut Oon, sapaan Bambang Cahyono, hal tersebut terjadi lantaran warga pemilik lahan yang terkena proyek pembangunan jalan tol, sudah menerima Uang Ganti Rugi (UGR) yang diberikan P2T. "Untuk nominal masing-masing warga, berbeda nilainya, disesuaikan dengan luas lahan dan bangunannya," katanya menambahkan.
Untuk membangun tol Trans Jawa, Mojokerto - Kertosono (Moker) sepanjang 40,5 kilometer ini diperlukan lahan sekitar 1,3 juta meter persegi, yang dimiliki oleh sekitar 1.500 warga. Lahan yang dibutuhkan itu posisinya berada di 35 desa di Kabupaten Mojokerto dan Jombang.
Walhasil, proses pengadaan tanah itu dari hari ke hari menunjukkan perkembangan yang positif. Warga pemilik lahan sudah mulai paham akan pentingnya proyek pembangunan jalan tol untuk mengurai kemacetan. "Pemahaman bahwa jalan tol ini untuk kepentingan umum, sudah mulai ditunjukkan warga pemilik lahan," ujarnya.
Sementara itu Ir Rinaldi, Direktur Teknik PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) selaku pemegang hak konsesi jalan tol Moker menambahkan, pihaknya optimistis bisa memenuhi harapan TPT untuk menyelesaikan konstruksi jalan tol sebelum masuk lebaran.
"Kami optimistis sebelum arus mudik tiba, jalan tol seksi 1 ini sudah bisa dilalui kendaraan untuk umum. Apalagi kondisi cuaca saat ini cukup panas, sehingga sangat mendukung proses pekerjaan kami di lapangan," kata Rinaldi ketika ditemui di tempat yang sama. [suf/ted]