Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Komisi C DPRD Kabupaten Jombang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Perumahan Metro Graha Tunggorono, Rabu (4/3/2014). Hasilnya, dewan kecewa karena proses pembangunan fasilitas umum di perumahan tersebut molor serta acak-acakan. Padahal fasum berupa jalan lingkungan itu merupakan subsidi dari Kemenpera (Kementrian Perumahan Rakyat).
Selain itu, dewan juga menemukan masih banyak user yang belum bisa menempati rumah meski mereka sudah melunasi uang muka dan persyaratan administratif lainnya. Sidak DPRD Jombang ini dipimpin secara langsung oleh Ketua Komisi C Miftakhul HUda. Begitu datang, rombongan komisi C langsung melihat proses pembangunan fasum.
"Dalam sidak kali ini kita menemukan banyak sekali kejanggalan. Diantaranya proses pembangunan fasum molor dari jadwal. Fasum berupa jalan lingkungan tersebut mendapatkan anggaran dari Kemenpera tahun 2013. Hanya saja, hingga saat ini pembangunan jalan paving tersebut belum selesai," kata Huda menjelaskan.
Kejanggalan lainnya, lanjut Huda, dana subsidi dari dari Kemenpera tersebut bersifat siluman. Artinya, baik DPRD maupun Pemkab Jombang tidak mengetahui ihwal turunnya anggaran tersebut. "Dana itu turun dari pusat langsung ke pengembang. Dewan dan Pemkab ditilap," ungkap Huda.
Sudarso, anggota Komisi C menambahkan, kualitas pengerjaan jalan lingkungan tersebut juga sangat rendah. Semisal, jarak antar paving sangat lebar dan tidak merata. "Kualitasnya sangat rendah. Pengerjaannya buruk," kata Sudarso di lokasi yang sama.
Ade Sansuniar, pimpro pembangunan perumahan Metro Graha mengatakan, molornya pembangunan jalan lingkungan tersebut disebabkan oleh faktor alam. Yakni, tingginya intensitas hujan sejak beberapa bulan terakhir ini. Selian itu, lokasi yang digunakan pembangunan tersebut juga cukup sulit.
Hanya saja, Ade mengaku tidak tahu ketika disinggung soal anggaran subsidi yang turun dari Kemenpera. Ade hanya mengungkapkan bahwa anggaran itu turun pada tahun 2013. Sama halnya ketika disinggung soal pelaksana proyek fasum tersebut. "Besaran anggarannya saya tidak tahu. Kalau yang mengerjakan orang Surabaya," kata Ade singkat. [suf/kun]
Jombang (beritajatim.com) - Komisi C DPRD Kabupaten Jombang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Perumahan Metro Graha Tunggorono, Rabu (4/3/2014). Hasilnya, dewan kecewa karena proses pembangunan fasilitas umum di perumahan tersebut molor serta acak-acakan. Padahal fasum berupa jalan lingkungan itu merupakan subsidi dari Kemenpera (Kementrian Perumahan Rakyat).
Selain itu, dewan juga menemukan masih banyak user yang belum bisa menempati rumah meski mereka sudah melunasi uang muka dan persyaratan administratif lainnya. Sidak DPRD Jombang ini dipimpin secara langsung oleh Ketua Komisi C Miftakhul HUda. Begitu datang, rombongan komisi C langsung melihat proses pembangunan fasum.
"Dalam sidak kali ini kita menemukan banyak sekali kejanggalan. Diantaranya proses pembangunan fasum molor dari jadwal. Fasum berupa jalan lingkungan tersebut mendapatkan anggaran dari Kemenpera tahun 2013. Hanya saja, hingga saat ini pembangunan jalan paving tersebut belum selesai," kata Huda menjelaskan.
Kejanggalan lainnya, lanjut Huda, dana subsidi dari dari Kemenpera tersebut bersifat siluman. Artinya, baik DPRD maupun Pemkab Jombang tidak mengetahui ihwal turunnya anggaran tersebut. "Dana itu turun dari pusat langsung ke pengembang. Dewan dan Pemkab ditilap," ungkap Huda.
Sudarso, anggota Komisi C menambahkan, kualitas pengerjaan jalan lingkungan tersebut juga sangat rendah. Semisal, jarak antar paving sangat lebar dan tidak merata. "Kualitasnya sangat rendah. Pengerjaannya buruk," kata Sudarso di lokasi yang sama.
Ade Sansuniar, pimpro pembangunan perumahan Metro Graha mengatakan, molornya pembangunan jalan lingkungan tersebut disebabkan oleh faktor alam. Yakni, tingginya intensitas hujan sejak beberapa bulan terakhir ini. Selian itu, lokasi yang digunakan pembangunan tersebut juga cukup sulit.
Hanya saja, Ade mengaku tidak tahu ketika disinggung soal anggaran subsidi yang turun dari Kemenpera. Ade hanya mengungkapkan bahwa anggaran itu turun pada tahun 2013. Sama halnya ketika disinggung soal pelaksana proyek fasum tersebut. "Besaran anggarannya saya tidak tahu. Kalau yang mengerjakan orang Surabaya," kata Ade singkat. [suf/kun]