Dai Cilik ‘Hipnotis’ Jamaah Pengajian

Dai Cilik ‘Hipnotis’ Jamaah Pengajian

UTAMA_1_ATAS_dai cilik
MEMUKAU : Dai cilik Panembahan Aryo Panuntun (4), asal Desa Wangkalkepuh Kecamaatan Gudo, Jombang memukau para jamaah saat mengisi pengajian yang digelar Jamiyah Diba’ Kubro, Sabtu (25/5) lalu, di Desa Pesanggragan, Kecamatan Gudo, Jombang.DUTA/NURUL YAQIN
DUTAonline, JOMBANG – Kendati umurnya baru menginjak 4 tahun. Namun, Panembahan Aryo Panuntun (Ryo), dai cilik asal Desa Wangkalkepuh Kecamaatan Gudo, Jombang ini, soal ceramah di depan khalayak, tidak kalah dengan ustad kondang. Demikian itu terlihat saat Ryo mengisi acara pengajian Isra’ Mi’raj yang digelar Jamiyah Diba’ Kubro, Sabtu (25/5) malam lalu, di Desa Pesanggragan, Kecamatan Gudo, Jombang. Ketika itu, ceramah yang dilontarkan Ryo mampu menghipnotis ratusan pengunjung yang hadir. Bukan itu saja, sesekali anak pertama dari dua bersaudara ini juga melontarkan guyonan segar layaknya orang dewasa.

Sebagaimana layaknya seorang dai dewasa, malam itu Ryo memakai kopyah warna putih. Tubuhnya yang mungil, dibalut jas mini warna hitam. Sedangkan bawahannya, Ryo mengenakan sarung warna putih. Karena masih kecil, Ryo harus digendong ibunya saat naik ke atas panggung itu. Sejurus kemudian dia mengucapkan salam dengan fasih.
Bahkan, saat asyik ceramah, gaya tubuh bocah ini juga sangat mendukung. Ketika nada bicaranya meninggi, tangan kannya diangkat dalam kondisi mengepal. “Anak-anak jaman sekarang jangan hanya hafal lagu Ariel, dan Sagita Aselole. Tapi harus juga rajin mengaji,” katnya Ryo yang disambut ger-geran pengunjung.

Pada akhir ceramah, anak pasangan Dimas Cokro Pamungkas – Marvyolan Agustine, ini menutupnya dengan doa. Di atas panggung berukuran besaritu, dia duduk bersimpuh, matanya terpejam, dan mulutnya dengan fasihmembaca doa. Praktis, ratusan pasang mata yang menyaksikan penampilannya hanya berdecak kagum sambil mengamini.
Kemampuan dakwah dai cilik ini berkat ketelatenan kedua orang tuanya dalam mendampinginya belajar. Selain itu, Ryo juga kerap kami ikutkan lomba dai cilik baik tingkat lokal maupun nasional. Kalau di Jombang sudah sering juara satu.

Dimas ayah Ryo menceritakan, sejak dalam gendongan Ryo sudah sering mendengar ceramah agama. Maklum saja, keluarga besar Dimas memang para pendakwah. Sehingga, mendengar orang belajar ceramah sudah menjadi santapan sehari-hari warga Desa Wangkalkepuh ini. “Dengan itu, saja tidak cukup. Ketika Ryo menginjak usia dua tahun, saya dan ibunya mulai rajin mendampingi sang anak. Mengajari teori-teori berceramah di hadapan khalayak, ” ujar Dimas Minggu (26/5).

Selain itu, lanjut Dimas, ia juga memberikan materi-materi yang akan diangkat dalam ceramah itu sendiri. Walhasil, pada usia tiga tahun, Ryo sudah berani naik panggung. Untuk lebih mengasah mental, Ryo juga diikutkan sejumlah lomba ceramah daicilik. Penghargaan dan piala pun mengalir deras kepadanya. “Pernah diamendapatkan juara tiga, padahal saat itu belum sekolah. Sedangkan yangjuara satu dan dua bocah yang sudah duduk di kelas enam SD,” kata Dimas bangga.
Lebih lanjut Dimas mengatakan, saat ini anaknya kerap mendapatkan undangan ceramah. Mulai acara pemgajian di sekolah hingga pengajian tingkat kabupaten. Karena itu pula Ryo semakin lihai berimprovisasi di panggung. Bahkan, Ryo pernah suatu menangis saat ceramah. Demikian itu karena menghayati materi yang disampaikan, yakni soal hari kiamat. *