Empat Bulan Hilang
Izin Kerja, Gadis Cantik Korban Trafficking?
Izin Kerja, Gadis Cantik Korban Trafficking?
Selasa, 19 Februari 2013 11:30:21 WIB
Reporter : Yusuf Wibisono
Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang - Seorang
gadis cantik bernama Rut Indah Kusumawati, diduga menjadi korban
perdagangan manusia atau trafficking. Ia dilaporkan hilang sejak 2
Oktober 2012 lalu. Meski keluarga sudah melakukan pencarian, namun Rut
tak jelas rimbanya.
M Sholahuddin, Direktur LPPA (Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak) Jombang, mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan dari keluarga korban. Intinya, gadis lulusan SMK di Jombang tahun 2011 ini berangkat dari rumah sejak Oktober 2012. Saat itu Rut berpamitan hendak bekerja di Surabaya.
Namun seiring laju waktu, warga Dusun Banjarpoh, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, ini tak pernah berkirim kabar. Sudah begitu, alamat tempat dia bekerja juga tidak jelas. Praktis, keluarganya bingung tujuh keliling. "Jika dilihat dari ceritanya, kami menduga Rut menjadi korban trafficking," ujar Sholahuddin, Selasa (19/2/2013).
Direktur LPPA ini menambahkan, ada beberapa indikasi yang mengarah Rut merupakan korban sindikat perdagangan manusia. Salah satunya adalah tidak jelasnya alamat, baik tempat kerja atapun teman yang dulu mengajak korban bekerja ke Surabaya.
Bahkan, orang tua korban pernah mendatangi sebuah bengkel mobil yang katanya menjadi tempat kerja anaknya. Hanya saja, pemilik usaha tersebut mengaku tidak pernah menerima karyawan perempuan. "Ironisnya lagi, orang yang dulu mengajak Rut ke Surabaya juga tidak bisa dilacak. Alamatnya palsu," terangnya.
Lagi-lagi, Sholahuddin meyakini jika anak dari Kusno tersebut menjadi korban trafficking. "Dari lima kasus trafficking yang pernah terjadi di Jombang, modusnya sama. Nah, itu merupakan cara kerja sindikat perdagangan manusia," pungkas Sholahuddin. [air/suf]
M Sholahuddin, Direktur LPPA (Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak) Jombang, mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan dari keluarga korban. Intinya, gadis lulusan SMK di Jombang tahun 2011 ini berangkat dari rumah sejak Oktober 2012. Saat itu Rut berpamitan hendak bekerja di Surabaya.
Namun seiring laju waktu, warga Dusun Banjarpoh, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, ini tak pernah berkirim kabar. Sudah begitu, alamat tempat dia bekerja juga tidak jelas. Praktis, keluarganya bingung tujuh keliling. "Jika dilihat dari ceritanya, kami menduga Rut menjadi korban trafficking," ujar Sholahuddin, Selasa (19/2/2013).
Direktur LPPA ini menambahkan, ada beberapa indikasi yang mengarah Rut merupakan korban sindikat perdagangan manusia. Salah satunya adalah tidak jelasnya alamat, baik tempat kerja atapun teman yang dulu mengajak korban bekerja ke Surabaya.
Bahkan, orang tua korban pernah mendatangi sebuah bengkel mobil yang katanya menjadi tempat kerja anaknya. Hanya saja, pemilik usaha tersebut mengaku tidak pernah menerima karyawan perempuan. "Ironisnya lagi, orang yang dulu mengajak Rut ke Surabaya juga tidak bisa dilacak. Alamatnya palsu," terangnya.
Lagi-lagi, Sholahuddin meyakini jika anak dari Kusno tersebut menjadi korban trafficking. "Dari lima kasus trafficking yang pernah terjadi di Jombang, modusnya sama. Nah, itu merupakan cara kerja sindikat perdagangan manusia," pungkas Sholahuddin. [air/suf]