Senin, 14 Juli 2014 16:43:36
Reporter : Yusuf Wibisono
Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Hari pertama
masuk sekolah di Jombang diwarnai aksi unjuk rasa. Puluhan murid asal
SMA Wahid Hasyim, Kecamatan Gudo melakukan unjukrasa ke kantor yayasan
setempat.
Alasannya, pihak yayasan telah memecat secara sepihak 15 guru. Selain itu, para siswa juga menanyakan dana BSM (Bantuan Siswa Miskin) yang tidak pernah dibagikan. "Kami minta penjelaskan tentang pemecatan terhadap 15 guru kami. Kami juga menanyakan soal dana BSM yang tidak pernah disalurkan," ujar Ifa, salah satu murid yang ikut dalam demo tersebut.
Setelah menyampaikan tuntutannya ke kantor yayasan, para pelajar ini kemudian menempelkan selebaran berisi tuntutan di dinding sekolah. Aksi para pelajar ini mendapatkan penjagaan ketat dari petugas kepolisian. "Intinya kami keberatan dengan keputusan yayasan yang memecay 15 guru. Karena para guru tersebut tidak mempunyai persoalan di sekolah," kata Ifa menambahkan.
Menanggapi aksi muridnya itu, Agus Effendi, Ketua Yayasan SMA Wahid Hasyim, mengatakan bahwa keputusan pemecatan 15 guru tersebut sudah melalui pertimbangan kuat. Hanya saja, Agus enggan menyebut apa alasan pemecatan yang dimaksud. Sedangkan terkait penggunaan BSM, pihak yayasan mengakui jika selama ini dana tersebut tidak disalurkan.
"Memang dana BSM itu tidak kita salurkan secara langsung atau uang tunai. Namun dana tersebut kita berikan dalan bentuk lain, sesuai kebutuhan masing-masing murid," pungkas Agus. [suf/kun]
Alasannya, pihak yayasan telah memecat secara sepihak 15 guru. Selain itu, para siswa juga menanyakan dana BSM (Bantuan Siswa Miskin) yang tidak pernah dibagikan. "Kami minta penjelaskan tentang pemecatan terhadap 15 guru kami. Kami juga menanyakan soal dana BSM yang tidak pernah disalurkan," ujar Ifa, salah satu murid yang ikut dalam demo tersebut.
Setelah menyampaikan tuntutannya ke kantor yayasan, para pelajar ini kemudian menempelkan selebaran berisi tuntutan di dinding sekolah. Aksi para pelajar ini mendapatkan penjagaan ketat dari petugas kepolisian. "Intinya kami keberatan dengan keputusan yayasan yang memecay 15 guru. Karena para guru tersebut tidak mempunyai persoalan di sekolah," kata Ifa menambahkan.
Menanggapi aksi muridnya itu, Agus Effendi, Ketua Yayasan SMA Wahid Hasyim, mengatakan bahwa keputusan pemecatan 15 guru tersebut sudah melalui pertimbangan kuat. Hanya saja, Agus enggan menyebut apa alasan pemecatan yang dimaksud. Sedangkan terkait penggunaan BSM, pihak yayasan mengakui jika selama ini dana tersebut tidak disalurkan.
"Memang dana BSM itu tidak kita salurkan secara langsung atau uang tunai. Namun dana tersebut kita berikan dalan bentuk lain, sesuai kebutuhan masing-masing murid," pungkas Agus. [suf/kun]