Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Ribuan santri
asal luar daerah yang selama ini menuntut ilmu di sejumlah pesantren
Jombang tidak bisa memberikan suaranya dalam pemilihan presiden
(pilpres) 2014 pagi ini. Selain jatah libur yang cuma sehari, mereka
juga belum mengurus formulir A5 yang notabene sebagai syarat pindah
memilih.
"Santri asal luar daerah yang ada di Ponpes Mambaul Maarif Denanyar jumlahnya ribuan. Namun mereka tidak bisa memilih dalam pilpres karena tidak mengantongi formulir A5. Para santri sibuk belajar, jadi tidak sempat mengurus formulir pindah mencoblos," kata Pengasuh pondok pesantren Mambaul Maarif, Denanyar, Jombang, KH Abdussalam Sokhib alias Gus Salam, Rabu (9/7/2014).
Dia mengungkapkan, sosialisasi dari KPU sudah dilakukan untuk para santri. Termasuk tata cara pindah mencoblos dengan menggunakan formulir A5. Hanya saja, padatnya kegiatan di pondok, membuat ribuan santri tersebut memilih golput.
Di Kabupaten Jombang sendiri terdapat empat pondok besar yang dihuni puluhan ribu santri asal luar daerah. Masing-masing pondok pesantren Tebuireng, kemudian pondok Darul Ulum Rejoso, pondok Bahrul Ulum Tambakberas, serta pesantren Mambaul Maarif Denanyar.
Pernyataan pengasuh pondok Mambaul Maarif Denanyar itu klop dengan data yang ada di KPU Jombang. Lembaga penyelenggara pemilu tersebut mencatat hanya ada empat orang yang mengurus Formulir A5 untuk pindah mencoblos. Rinciannya, dua orang pria dan dua wanita asal Kalimantan. Namun demikian, KPU Jombang masih menunggu data dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) maupun Panitia Pemungutan Suara (PPS) tingkat desa/kelurahan. Pasalnya, pengurusan A5 tersebut juga bisa dilakukan langsung melalui PPS.
"Hingga H-1 kemarin hanya ada empat orang yang mengurus A5 melalui KPU. Mereka berasal dari Kalimantan. Saat ini kami masih meminta data kepada PPS, kemungkinan ada tambahan lagi," ujar Anggota KPU Jombang Divisi Pendataan Pemilih, Abdul Wadud Burhan, Rabu (9/7/2014), sembari mengatakan bahwa KPU sudah melakukan sosialisasi pengurusan Formulir A5 ke sejumlah pesantren. [suf/ted]
"Santri asal luar daerah yang ada di Ponpes Mambaul Maarif Denanyar jumlahnya ribuan. Namun mereka tidak bisa memilih dalam pilpres karena tidak mengantongi formulir A5. Para santri sibuk belajar, jadi tidak sempat mengurus formulir pindah mencoblos," kata Pengasuh pondok pesantren Mambaul Maarif, Denanyar, Jombang, KH Abdussalam Sokhib alias Gus Salam, Rabu (9/7/2014).
Dia mengungkapkan, sosialisasi dari KPU sudah dilakukan untuk para santri. Termasuk tata cara pindah mencoblos dengan menggunakan formulir A5. Hanya saja, padatnya kegiatan di pondok, membuat ribuan santri tersebut memilih golput.
Di Kabupaten Jombang sendiri terdapat empat pondok besar yang dihuni puluhan ribu santri asal luar daerah. Masing-masing pondok pesantren Tebuireng, kemudian pondok Darul Ulum Rejoso, pondok Bahrul Ulum Tambakberas, serta pesantren Mambaul Maarif Denanyar.
Pernyataan pengasuh pondok Mambaul Maarif Denanyar itu klop dengan data yang ada di KPU Jombang. Lembaga penyelenggara pemilu tersebut mencatat hanya ada empat orang yang mengurus Formulir A5 untuk pindah mencoblos. Rinciannya, dua orang pria dan dua wanita asal Kalimantan. Namun demikian, KPU Jombang masih menunggu data dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) maupun Panitia Pemungutan Suara (PPS) tingkat desa/kelurahan. Pasalnya, pengurusan A5 tersebut juga bisa dilakukan langsung melalui PPS.
"Hingga H-1 kemarin hanya ada empat orang yang mengurus A5 melalui KPU. Mereka berasal dari Kalimantan. Saat ini kami masih meminta data kepada PPS, kemungkinan ada tambahan lagi," ujar Anggota KPU Jombang Divisi Pendataan Pemilih, Abdul Wadud Burhan, Rabu (9/7/2014), sembari mengatakan bahwa KPU sudah melakukan sosialisasi pengurusan Formulir A5 ke sejumlah pesantren. [suf/ted]